Asal tubuh manusia terdiri dari empat dasar yaitu Tanah, Air, Angin dan ApiKesemuanya itu dari pada Nur Muhammad juga adanya : ¨ Urat besar – Rambut – Penglihatan ¨ Urat kecil – Kulit – Pendengaran ¨ Tulang – Daging – Pengrasan ¨ Otak – Darah – Penciuman – Nyawa Jadi kesemuanya ini berjumlah 13 (tiga belas) perkara dan terhimpun dalam rukun shalat 13 (tiga belas) perkara. Syari’at Thoriqat Haqiqat Ma’rifat
– Syari’at Tubuh – Af’al Allah (Diri Terperiksa – Syari’at Ilmul yakin)
– Thariqat Hati – Asma’ Allah (Diri Terperi – Thariqat Ainul yakin)
– Haqaiqat Ruh – Sifat Allah (Diri Tajalli – Haqiqat Hakul yakin – Ma’rifat Rahasia – Zat Allah (Diri Tajalli – Ma’rifat Kanalul yaqin
Adapun yang empat ini terhimpun didalam : LA Jasmani yakni Syari’at tubuh ( Syari’at itu perbuatanku-Jalal) ILAHA Ruhani yakni Thariqat hati (Thariqat itu kataku-Jamal) ILLA Haqiqat nyawa (Haqiqat itu kediamanku-Kahhar) ALLAH Ma’rifat atau Rahasia (Ma’rifat itu Rahasiaku-Kamal) Apabila kita hendak mencari/mengenal “Diri” maka hendaklah terlebih dahulu kita ketahui/kita kenal akan “Rahasia Nur Muhammad”. karena rahasia Nur Muhammad itulah sebenar-benarnya diri. Adapun yang bernama diri itu terbagi dua bagian : Pertama Diri yang Lahir : dan kedua Diri Bathin : Adapun diri yang lahir itu berasal dari Anasir Adam yaitu : Api Angin Air Bumi ¨ Adapun “Api” itu terbit daripada yang bathin,berhuruf Alif bernama “Zat” menjadi rahasia hurufnya “Darah” pada kita. ¨ Adapun “Angin” itu terbit daripada yang bathin,berhuruf “Lam Awwal” “Sifat” menjadi nyawa hurufnya “Nafas” pada kita. ¨ Adapun “Air” itu terbit daripada yang bathin,berhuruf Lam Akhir bernama “ Asma’ “menjadi Hati hurufnya “Mani” pada kita. ¨ Adapun “Bumi” itu terbit daripada yang bathin ,berhuruf “Ha” bernama “Af-al” menjadi Kelakuan hurufnya”Tubuh” pada kita. Jadi jika demikian diri kita yang lahir itu,terbit dari pada Bayang-bayang diri kita yang bathin juga berhuruf / berkalimah “Allah” danjanganlah kiranya syak dan waham lagi. Kemudia,sesudah kta ketahui Diri yang lahir itu,hendaklah kita ketahui pula Diri kita yang bathin : siapa yang mana ?sebab diri yang bathin itulah yang bisa mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad SAW : Artinya : Barang siapa akan mengenal dirinya,maka akan dikenalnya Tuhannya. Sebelum kita mengenal diri kita yang bathin,hendak lebih dahulu kita matikan/fanakandiri kita yang lahir yang berwujud nama Allah itu seperti disabdakan oleh Nabi SAW : Artinya : Matikan dirimu sebelum kamu mati. Jika sudah mati/fana diri kita yang lahir itu,barulah Nyata diri kia yang bathin yang disebut sebenar-benarnya diri. Adapun cara mematikan diri yang lahir itu adalah dengan manafikan huruf-hurufnya : Alif Lam Lam Ha. Jadi jika diri kita yang lahir itu nyata sudah fana artinya sekali-kali tiada mempunyai ada lagi,berarti diri kita yang lahir ini Lebur/lenyap kepada diri yang bathin. Artinya: Dari pada tiada menjadi tiada,dan dari pada ada kembali menjadi tiada. Maksudnya,Diri yang lahir ini sehelai rambut-pun tiada menpunyai ada lagi dan tiada boleh dikatakan ada pada ilmunya hanya diri yang bathin yang bernama Muhammad seperti tersebut dalam hadits qudsi : Artinya : Kujadikan engkau (ya Muhammad) karena aku,dan kujadikan sesuatu karena engkau. Jadi jelaslah,bahwa yang bernama Muhammad itulah sebenarnya diri yang bathin.hendaknya janganlah kita syak dan atau waham lagi: karena Muhammad itulah yang ada mempunyai Tubuh,Hati,Nyawa,dan Rahasia. ¨ Adapun Tubuh Muhammad itulah yang bernama Alam Insan yakni syari’at. ¨ Adapun Hati Muhammad itulah yang bernama Alam Jisin yakni Thariqat. ¨ Adapun Nyawa Muhammad itulah yang bernama Alam Misal yakni Haqiqat. ¨ Adapun Sir Muhammad itulah yang bernama Alam Ruh yakni Ma’rifat. Sesudah demikian itu,hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal Tuhannya.akan tetapi Muhammad belum bisa mengenal Tuhannya sbelum fana Tubuhnya,Hatinya,Nyawanya,dan Rahasianya.Zatnya,Sifatnya,Asma’nya,Af-alnya. Firman Allah artinya: katakan olehmu (Muhammad) bahwasanya Allah ta’ala itu Esa : Esa pada Zatnya,Esa pada sifatnya,Esa pada Asma’nya,Esa pada Af-alnya. Dan lagi Firman Allah artinya: Serahkan dirimu hai (Muhammad) pada Tuhan-mu yang hidup dan tiada mati. Mengenai Muhammad menyerahkan dan mengesakan diri kepada allah seperti diuraikan dibawah ini : jangan syak dan waham lagi terhadap perkataan diri. ¨ Adapun Bathin Muhammad adalah Zat kepada Allah,Rahasia kepada hamba. ¨ Adapun Awwal Muhammad adalah Sifat kepada Allah,Nyawa kepada hamba. ¨ Adapun Akhir Muhammad adalah Asma’ kepada Allah,Hati kepada hamba. ¨ Adapun Zahir Muhammad adalah Af-al kepada Allah,Tubuh kepada hamba. ¨ Adapun yang disebut hamba itu tiada lain dari pada Muhammad jua :dan jangan sekali-kali disangka hamba itu adalah kita,karena kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi . Jadi,Rahasia-Nyawa-Hati-Tubuh-Muhammad itupun tiada jua karena sudah fana kepada zat-nya-sifatnya-asma’nya-af-alnya yakni Allah Ta’ala jua adanya.seperti firman Allah didalam Al-qur’an.artinya : Allah jua Tuhan yang awwal tiada baginya permulaan,dan ia jua yang akhir yang tiada baginya berkesudahan,dan ia jua yang Zahir,serta ia jua yang Bathin. Jadi,kita ini atau tubuh kita yang kasar ini-pada haqiqatnya/ilmunya fana kepada Maqam Baqa’ (fana kepada allah jua adanya) yaitu fana fillah dan Maqam Billah. ¨ Segala perbuatan adalah perbuatan Allah ,sihamba sawa sekali tidak memiliki perbuatan. ¨ Segala asma’ pada hakekatnya adalah Asma’ Allah ¨ Nur Nabi kita Muhammad SAW.dari pada Nur Zat Allah Ta’ala sekian mahluk dan segala sesuatu dijadikan dari padanya. ¨ Segala sifat pada hakekatnya adalah sifat Tuhan yang ada pada hamba adalah makna wujudnya. Itulah …….orang-orang yang sebenar-benarnya ma’rifat kepada Allah. |
PENGIJAZAHAN KAJI SERAT TUBUH (IBU ALFATEHA)
bismillahhirrahmannirrahim,…..asyhaduanlaillah haillallah wasyhaduanna muhammadarrasullallah,memohon syafaat penghuluku nabi besar MUHAMMAD bin ABDULLAH rasullallah,aku tularkan kaji serat tubuh (IBU ALFATEHA) kepada kawan kawan sebangsa dan setanah air,dengan nawaitu dapat mengambil syarat dan manfaat dari energy dentuman alfateha yang mengandung berbagai aplikasi nyata dari rahim 7 lapis bumi,7 lapis langit yang dengan memahami sedikit kaji nya ini dapat di daya gunakan untuk berbagai solusi permasalahan hidup,tentu lah dan sangat pasti bahwa tetap jadikan kerja keras,usaha dan berpikir sebagai panglima dari mendapatkan solusi permasalahan hidup tersebut.ini hanya sebagai bentuk lain dari media tawakaltu dan sengaja saya tularkan ini agar terhindar dari rasa paraduga ( bida’ah lah,syiriklah,salah lah,tidak sepaham dengan agamis lah serta berbagai macam hal)sehingga terkadang membuat si pencari solusi menjadi semakin bingung,tumbang,linglung dan endingnya semakin terjerembab dalam permasalahan tampa terlihat mana ujung mana pangkal,harapan saya dengan kaji ini sesorang lebih nyaman mengamalkannya,lebih lega dalam ritualnya sehingga lebih menciptakan rasa menyelesaikan masalah tampa masalah.hehe.he.he..kayak slogan penggadaian..sebab alfateha sudah selalu kita baca seperti membaca koran,saking akrabnya dan sudah jelas kajinya bahwa ia di anjurkan oleh agama serta telah terlegalisir tiada satupun yang salah dalam kalimat alfateha tersebut,maka sesiapa yang mengatakan bahwa seorang mengamalkan kaji alfateha salah maka pastilah di ragukan ia beragama islam atau tidak,…
dengan memohon kesedian kawan kawan lain juga saya meminta maaf jika penggalan kaji alfateha saya ini dangkal mata airnya,itu di sebabkan qodo saya yang masih jauh kepahamannya dari kaji kawan kawan makrifat yang lain,karena di asia ini saya yakini teramat banyak kawan kawan yang memiliki dan memahami makrifat dari ibu alfateha jauh lebih dalam,jauh lebih berpaham dan jauh lebih tinggi dari saya,tiada lain maksud saya hanya sedikit berbagi untuk dapat berkecimpung menjadi bagian dari makrifat rasa BAHWA KITA SATU BANGSA SENASIB SEPENANGGUNGAN,mencoba memberikan sedikit media agar kesusahan kawan kawan lain dapat menemukan ujung dari permasalahan yang tengah di hadapi…amin.
versi dari kaji ini adalah tergolong kaji makrifat di mana ia mengkaji terlebih dahulu apa alfateha itu,bagaimana ia terjadi daan apa fenomena fenomena saat ia terjadi dan di mana ayat by ayat dari alfateha ini bersembunyi/berada,ia di sebut ibu karena memang darinya lah segala tuah,segala energy,segala tenaga mistis,segala kejadian bermula ( keyakinan saya dalam islam)bahkan bergerak kemana kita pada hari ini,berpikir apa kita ini,kenapa sipat sipat kita terbentuk itu juga sesungguhnya ada ikut campur dari serat alfateha.
namun walaupun begitu islami nya kaji ini menurut sepengalaman saya energy nya juga dapat di gunakan oleh kawan kawan non muslin bagi yang mau mencoba menggunakan nya saja,bagi yang anti ya di harapkan mencari media lain yang lebih di yakini,toh mencoba tidak ada salahnya.
sebelum saya buka kajinya ijinkan saya menceritakan dahulu dari mana saya mendapatkan pemahaman ini,agar jelas dan tidak terpeleset dalam menggunakan sert mengkaji tehnik dari sya ini,sekaligus jelas sanad serta riyadhohnya kelak jika kawan kawan mengamalkan nya.
saya mendapatkan kaji ini bermula di kampung dulu,saya memang di lahirkan sebuah desa jauh di pedalaman hutan sebuah kabupaten di riau,dengan culture yang sangat wajib taat pada petuah petuah/pitutur pitutur dari sesepuh sesepuh desa,saya biasa mengaji ( dari juz ama sampai khatam alquran) pada seorang guru mengaji bernama datuk MONTI ( monti adalah panggilan seorang penghulu kampung yang di yakini keturunan wali islam di sumatra,kebetulan beliau cucu kandungnya syech burhanudin wali 13 pulau sumatra).
dan sudah kebiasaan adat di kampung saya bersama anak anak muda yang lain,jika ia telah khatam alquran maka sang guru mengaji akan memberikan sebuah ayat alquran yang di pituahkan berguna untuk bertemu dengan nabi KHIDIR,sebab menurut keyakinan desa saya saat itu yang bisa dan syah mengatakan seorang itu khatam mengaji alquran adalah NABI KHIDIR,sedangkan guru hanya berkewajiban mengajar kan tajwid,salah benar nya dalam mengaji,kebetulan khatam alquran itu menurut adat saya sangatlah agung,hanya orang orang yang berniat lurus dan bertekad baja yang dapat melakukannya,sehingga timbul satu sapaan pada seseorang yang khatam alquran itu panggillan datuk walaupun ia berumur masih belasan tahun,nah seperti abang abang saya terdahulu,saat saya sudah khatam alquran saya juga mendapat amanah amalan bertemu nabi khidir tersebut beserta syarat dan pantang larangnya,dengan tekad lurus saya memulai melakukan tata cara seperti yang guru mengaji saya hanturkan,kebetulan kampung saya dekat dengan sungai yang memang salah satu syaratnya saya harus mengaji dan membaca amalan tersebut di tepi sungai ( guru saya juga memberikan ciri ciri pasti fisik nabi khaidir)singkat muqadimah,pada malam ke 3 saya bertemu dengan orang seperti yang guru mengaji saya katakan beserta ciri ciri fisiknya,( mungkin karena umur masih belia dan hati masih bersih tinggalpun di desa sehingga saya di ijinkan gusti ALLAH bertemu,itu pun saya memohon maaf kepada kawan kawan lain bahwa yang saya tulis di sini adalah versi pengalaman saya,benar atau tidaknya saya serahkan pada tuhan seru sekalian alam saja,jadi ingat saya tidak meng claim itu nabi khaidir asli seperti yang pernah kawan kawan lain temui..!!!).
lalu saya di suruh oleh beliau membaca 3 surat di alquran dengan khusuk dan benar seperti apa yang guru mengaji saya ajarkan,saya ikuti perintah beliau tampa rasa gemetar sedikitpun,ini di sebabkan karena sosok ini sudah menjadi icon/pamor bagi desa saya,ALHAMDULILLAH..setelah saya selesai mengaji tadi beliau tersenyum,menyalami saya dan berkata dengan jelas bahwa saya telah KHATAM,dan selama hidup sampai skratul maut jangan di lupakan membaca 3 surat tadi,saya sujud syukur dan segera ingin beranjak pulang menemui guru mengaji saya,tiba tiba beliau menahan tangan saya dan berkata dengan lembut,tunggu sejenak anaknda…aku akan berikan satu kaji yang penuh manfaat untuk engkau gunakan dan bawa dalam hidup mu ini, (beliau berbahasa melayu seperti bahasa kampung saya,tidak berbahasa ibrani,yunani,roma,arab atau bahasa lainnya).singkat cerita subuh itulah beliau membuka kan sedikit kaji ibu alfateha ini yang sebentar lagi akan saya tulis tentu dengan bahasa yang mudah kita mengerti saja………..
ALFATEHA dalam serat makrifat terjadi jauh seebelum malaikat,adam dan hawaa serta alam zahir ini di ciptakan,alfateha adalah kalimat lengkap serta awal dari ucapan makhluk semula awal kepada tuhannya sebagai rasa menghamba/mengakui bhwa ia hamba dan tuhan itu yang di hamba/ia yang menyembah dan tuhan yang di sembah,yaitu NUR yang bernama MUHAMMAD,ALFATEHA adalah reflexi mitologi dari ke absahan pengakuan makhluk paling awal saat ia mengakui bahwa yang makhluk itu ia (nur muhammad) dan yang bukn makhluk itu TUHAN ( ALLAH…sebelum bernama ALLAH tuhan bernama xxxx),nah setelah alfateha itu tercetus kalimatnya oleh nur muhammad namun masih belum teratur,masih zigzag karena mahkluk awal tadi masih terkejut dengan kejadiannya,setelah qalam qlamullah mulai menjadi seperti malaikat,ruh dan nabi adam maka mulailah alfateha ini menjadi penggerak utama dari bio modeling kejadian kejadian makhluk lain tadi,alfateha mulai terpikirkan oleh makhluk makhluk tersebut sebagai rangkaian ruh kalimat yang harus di rangkai,nah pada saat inilah alfateha mulai menjadi cikal bakal,sebab musabab dari bermulanya sipat sipat serta kejadian makhluk ALLAH tersebut,dengan maksud yang lebih standar adalah:
“SAAT ALFATEHA ITU DI SUSUN BERDASARKAN SUSUNAN RUH YANG INDAH BAIK DAN TEPAT DI SAAT ITU PULA MENJADILAH BEBERAPA BENTUK DARI ALAM SEMESTA INI,MAKSUD SAYA SAAT AYAT PERTAMA ALFATEHA DI BENTUK DENGAN DI SUSUPI RUH NYA MAKA TERBENTUKLAH SUSUNAN GEOMETRIS LANGIT PERTAMA DAN SUSUNAN BIO COLLECTIV SUSUNAN ZAHIR OTAK NABI ADAM DENGAN LENGKAP,PINTER BERAKAL DAN SEMPURNA.DENGAN BEGITU MAKA OTAK NABI ADAM tentu juga semua manusia adalah sedulur,selahir dengan ayat alfateha yang pertama,NAH JIKA KALIMAT AYAT INI TERGANGGU ATAU TIDAK TERBACA OLEH MANUSIA MAKA AKAN SANGAT BERPENGARUH KEPADA OTAK MANUSIA TERSEBUT.(ini kunci ilmu ibu alfateha tersebut)
“KAJI YANG KEDUA: ALFATEHA ITU SETELAH LENGKAP TERSUSUN DI ALAM MALAKUT IA DI SUMPAH BAHWA ENERGY NYA AKAN MENYELAMATKAN SIAPA SAJA YANG MEMBACANYA DENGAN PENUH LENGKAP DAN ISTIQOMAH,NAH JIKA ADA SEORANG ANAK CUCU NABI ADAM MEMBACA ALFATEHA LALU IA BELUM SEMPAT MELENGKAPI AYATNYA KARENA TERGANGGU OLEH PERKARA LAIN MAKA AKAN TERGANGGULAH SELURUH ROTASI PERPUTARAN MUKA BUMI INI,MAKA ALAM SEMESTA AKAN KACAU BALAU,MEMORI SELURUH MAKHLUK AKAN TERGANGGU.MAKA OLEH ITU SESIAPA YANG MEMBACA ALFATEHA MAKA IA AKAN DI SELAMATKAN DARI SEGALA KEJAHATAN SAMPAI IA SELESAI MEMBACA LENGKAP PENUH AYAT ALFATEHA TERSEBUT OLEH KHODAMUS SERTA ALAM SEKITARNYA.
“KAJI YANG KE TIGA”: SESUNGGUHNYA SESIAPA YANG SALAH SEDIKIT SAJA BUNYI TAJWID MEMBACA ALFATEHA MAKA SUSUNGGUHNYA IA TELAH MENGUNDANG 9 ANAK CUCU SYEITHON UNTUK HADIR DAN BEKERJA UNTUKNYA,SEBAB DI DALAM ALFATEHA ITU ADA NAMA 9 ANAK SYEITHON JIKA KITA TERSALAH BUNYI MEMBACANYA,SEPERTI ” IYYA KANAQ BUDHU WA IYYA KANASTAIN” JIKA TERSEBUT KANASSTAIM,MAKA TAIM ITU ADALAH ANAK SYEITHON DARI GOLONGAN JIN THAHIT.
CONTOH YANG KEDUA ADA PADA KALIMAT “IYYA KANAQ BUDHU” JIKA TERSEBUT BUNYI “IYA KANAQ BUHDU” IYYA MENJADI,IYA” MAKA ARTINYA BUKAN LAGI PADA ‘KEPADA MU YA ALLAH KAMI MENYEMBAH tetapi MENJADI KEPADA MU YA MATAHARI KAMI MENYEMBAH” ( dahulu jaman jaman lagi maraknya dukun santet,saya pernah bertemu seorang ahli santet yang ia menggunakan santet nya hanya dengan membaca alfateha tetapi alfateha nya di salah salahkan bunyinya,agar yang berbunyi memanggil nama anak anak syeithon)
“KAJI YNG KE EMPAT: 7 ayat alfateha itu sesungguhnya berada dan berbentuk dalam serat bagian tubuh manusia,ia menjadi qursani dan hamiyyah(besi semula jadi dan api tubuh manusia) ayat tersebut berada terpencar pencar di dalam 7 bagian tubuh manusia,jika ke 7 kalimat alfateha ini yang berada pada 7 bagian tubuh manusia tersebut dapat di connect kan maka ia akan menghasilkan dentuman energy nyata yang sngat besar,sesungguhnya TENAGA DALAM YANG MAMPU MEMENTALKAN BENDA MATI,TAMPA EMOSI,ORANG YANG MAMPU MENGELUARKAN SERANGAN API DARI TUBUHNYA,MAMPU MELAYANG DI UDARA ATAU BERLARI SECEPAT ANGIN,ATAU MENGGUNAKAN ILMU GAYUNG JANTUNG (ilmu gayung adalah ilmu pukulan jarak jauh yang mampu membuat lawan putus jantungnya seperti di gunting) itu semua adalah bentuk nyata dari qursani dan hamiyyah tubuh yang ter focus oleh 7 ayat alfateha yang telah connect/terhubung tadi….sayangnya sangat banyak orang kita muslim sekarang yang ke 7 ayat alfateha di batang tubuhnya ini masih berpencar/terputus putus satu dengan yang lainnya sehingga tidak dapat merasakan manfaat khasiat dari alfateha yang ia baca atau amalkan,saya terkejut saat 1 tahun lalu datang ke salah satu biara saholin temple di inggris miliknya Mr wong karena hendak mendalami THAI CHI COMBAT DAN CHI KUNG salah satu peserta di situ anak muda dari brebes jawa tengah mampu menghantam dan melontarkan meja besi jarak jauh tampa menyentuh tampa menggunakan olah pernapasan tenaga dalam,lalu ia sudi membeberkan sedikit rahasianya bahwa ia mengkaji dan belajar menggabungkan/meng connectkan 7 ayat dalam alfateha tersebut di tubuhnya dan stelah connect energy bio atom itu lah yang ia picu untuk di hantamkan ke benda mati tampa olah napas apapun (bertambah keimanan saya pada alfateha).
baiklah berikutnya akan saya ijzahkan tehnik serta tata cara menggabungkan ke 7 ayat alfateha yang terpencar pencar dalam batang tubuh kita tadi beserta tata cara menggunakan induk alfteha ini,tentu dengan struktur yang telah sya dapat dari fenomena saya khatam tadi
AYAT YANG PERTAMA TERSIMPAN PADA SERAT TUBUH TENGKORAK KEPALA MANUSIA,jika ayat ini di control dan di daya gunakan seperti di preteli dan di utak atik oleh orang lain maka akan ber efect mengganggu system syaraf serta mempengaruhi sipat serta kebiasaan organ bagian tubuh yang di jaga oleh tengkorak kepala tersebut,namun jika bio energy nya mampu di connect kan pada ayat tubuh yang lain maka reaksi sangat postive dapat si pengamal raih.
AYAT YANG KEDUA ALFATEHA TERSIMPAN PADA SERAT TUBUH BAGIAN JANTUNG jika ayat ini tidak tersambung/di utak atik atau di baca zigzag maka akan sangat berpengaruh pada seluruh reaksi jantung dan jiwa,orang yang tadi sangat bahagia bisa tiba tiba menangis merauang raung tampa sebab,jiwa yang sakit jika mampu di connectkan dengan ayat ini dengan 7 ayat lainnya maka akan mampu memproduksi energy ketenangan luar biasa nyata pada jiwa nya,dan jika ayat ini di utak atik maka organ jantung nya bisa terlepas dari untaian,ini jualah yang di lakukan oleh praktisi ilmu gayung bathin atau gayung api (membuat jantung lawan terputus).
AYAT YANG KETIGA tersimpan dalam serat tubuh bagian bahu sampai telapak tangan sebelah kanan
AYAT YANG KE EMPAT tersimpan di serat tubuh bagian bahu sampai telapak tangan kiri
AYAT ALFATEHA YANG KE LIMA tersimpan pada serat tubuh bagian kaki kanan
AYAT ALFATEHA YANG KE ENAM tersimpan pada serat tubuh bagian kaki kiri…dan
AYAT ALFATEHA YANG KE TUJUH tersimpan pada serat tubuh bagian zakar/kelamin ( jika ayat ke 7 ini mampu di connect kan dengan ayat yang lain sangat ampuh dan efective untuk media solusi bagi yang sudah berkelurga namun belum mendapatkan keturunan).
ketujuh ayat surat alfateha ini jika ia mampu mengalirkan energy dengan connecitas yang stabil maka seluruh inti sari serat ruh serta energy dari alfateha itu sangat berpungsi nyata untuk berbagai keperluan,ia menjdi tonggak tunggal dari media penyelesaian masalah dalam hidup ini.namun jika ia di putus maka terputus jualah sebab sebab dari kejadian yang bersamaan dengannnya tadi sehingga bagian tubuh yang tersimpan serat tersebut akan goncang dan tidak dapat lagi di pungsikan sesuai dengan kehendak si pemilik tubuh,ia akan bergerak dan bertindak di luar control tampa di sadari oleh si pemilik tubuh…
BERIKUT TATA CARA MENG CONNECT KAN KE TUJUH AYAT ALFATEHA YANG TERSIMPAN BERPENCAR DI BATANG TUBUH MANUSIA (menurut ijazah yang saya dapat bahwa jika ke tujuh ayat ini belum mampu connect/tergabung/menyambung satu dengan lainnya maka energy dari ibu alfateha ini sangat sulit untuk di aplikasikan pada berbagai keperluan zahir maupun bathin:
-ambillah air hujan/tampunglah air hujan biasa dengan menggunakan wadah dari plastic,air hujan yang saya maksud adalah air hujan yang pertama sekali hujan setelah minimal 3 hari tidak hujan,tampungnya jangan terkena bahan lain dalam artian air hujan yang jatuh tersebut jangan di tampung dari tetesan daun,pohon atau atap rumah,tampunglah air tersebut dengan tidak terkena bahan lain ( seperti membuat air battre/AKI ).
setelah di dapat air hujan murni dari zat lain tersebut,pada jam 11 malam (boleh hari apa saja) ambillah wudhuk lalu sholatlh 2 rakaat bagi yang tidak sholat silahkan langsung duduk berzikir saja,nah setelah selesai sholat letakkan air hujan tersebut dalam piring yang juga terbuat dari plastic,lalu lakukan zikir tehnik seperti ini:
DENGAN DI DAHULUI BISMILLAH DAN SYAHADAT BACALAH SURAT AL-FATH ayat terakhir sebnyak 7x lalu di lanjutkan ayat alfateha yang pertama sebanyak 1x dengan posisi tangan memegang tengkorak kepala maksud saya kedua telapak tangan tempelkan ke pada kedua telinga seperti saat kita azhan.(lihat surat AL-FATH ayat terakhir tersebut akan terdapat semua huruf dari ALIF sampai YA berada pada satu ayat tersebut,ini ayat yang sangat lengkap karena semua huruf alquran berada lengkap pada satu ayatnya).
LANJUTKAN DENGAN AYAT YANG KEDUA SAMPAI AYAT KE TUJUH SURAT ALFATEHA TERSEBUT DENGAN TEHNIK YANG SAMA SEPERTI DI ATAS,DENGAN POSISI DUDUK SEPERTI INI:
PADA AYAT KEDUA POSISI KEDUA TANGAN MEMEGANG/MENDEKAP JANTUNG
PADA AYAT KE TIGA POSISI TANGAN KANADAN MELINTANG MENEMPEL PADA PERUT DAN TANGAN KIRI LURUS BIASA SAJA
PADA AYAT KE EMPAT POSISI TANGAN KIRI MENDEKAP MELINTANG DI PERUT DAN TANGAN KANAN LURUS BIASA SAJA
PADA AYAT KE LIMA KAKI KANAN MELINTANG BERSILA DAN KAKI KIRI LURUS MEMBUJUR
PADA AYAT KE ENAM KAKI KIRI YANG MELINTANG BERSILA DAN KAKI KANAN LURUS MEMBUJUR
PADA AYAT KE TUJUH SAMPAI AMIN BAGIAN SELANGKANGAN/KELAMIN KENCANGKAN DENGAN MENAHAN NAPAS,ingat saya katakn kencangkan bukan tegangkan..ntr malah terkena pasal pidana pencabulan lagi,hehehe..jadi saat membaca tehnik yang saya tulis tersebut tahanlah napas bukan oleh napas.
setelah itu selesai hembuskan napas tujuh kali pada air hujan dalam piring plastic tadi,lalu simpan dulu air hujan tersebut,lakukan tehnik connecsitas tersebut selama 7 malam berturut turut dengan tehnik yang sama dan jam yang sama pula.nah saat nanti selesai tujuh malam maka gunakanlah air hujan tersebut untuk mandi pada sore hari (campur dengan air mandi biasa) sebelum mandi bacalah alfateha tujuh kali dengan membaca ber HARKAT,ada 7 harkat dalam alfateha tersebut jangan di baca seperti membaca koran.nah setelah itu selesai si pengamal ibu alfateha ini sudah dapat menggunakan energy inti sari dari ruh alfateha ini seperti contoh berikut:
TATA CARA MAKRIFAT PENGGUNAAN YANG PERTAMA:
bacalah bismillahhirrahmnnirrahim
syahadat 1x
alfateha sampai pada kalimat iyya kanaq budhu waiyya kanastain…! stop smpai pada kalimat ini lalu
sambung dengan niat (tidak akan tersambung alfateha ini sebelum si (nama terget) datang kepada ku membayar hutangnya)
NB: jangan di sambung alfateha yang tadi kita baca sebelum si penghutang datang membayar hutangnya (namun jika dalam sholat alfateha yang dibaca wajib harus penuh sampai amin,intinya alfateha yang telah kita niatkan untuk menghantam si penghutang tadi saja yang tidak akan kita sambung sebelum niat nya terkabul.
TATA CARA YANG KEDUA:
tata cara ini kalau merujuk pada bahasa sesepuh kwa di namakan BOSSTER keilmuan seperti contoh saya selalu melakukan tehnik seperti ini:
bismillahhirrahmannirrahim
syahadat 1x
alfateha dari awal sampai iyya kanaq budhu waiyya kanastain lalu saya sambung dengan kalimat” besi lah bebismillah,bismillah karena aku,aku karena ALLAH..dst,lalu baru saya tes tembak si orang yang tadi saya isikan sumpah serapah besi” setelah nyata tidak luka tubuhnya oleh pelor barulah saya sambung kembali alfateha tersebut,mulai dari baca awal sampai amin,dan ucapkan syukur pada gusti ALLAH bahwa doanya telah terkhabul.
TATA CARA KE TIGA:
` bismillahhirrahmannirrahim
syahadat 1x
alfateha dari awal sampai iyya kanaq budhu waiyya kanastain lalu tambah niat(tidak akan saya sambung alfateha ini sebelum saya selamat aman sampai di rumah kembali) dan berangkat lah keluar rumah untuk mencari rezeki di bumi ALLAH yang luas ini,selama alfateha itu belum tersambung tidak akan ada satu makhluk pun yang mampu mencelakai/menipu si pengamal,karena jika alfateha tidak tersambung di baca oleh anak cucu adam maka terputuslah sebab akibat,qodo dan qadar dari rotasi alam semesta ini,ayo mana lebih penting menyelamat kan qodo alam semesta dari pada satu niat dan kesempatan dari mahkluk lain yang berniat jahat.biasanya sepengalaman saya tidak ada satupun manusia yang mampu menahan gempuran penjaga alfateha ini,jika ia di baca setengah dengan niat karena sebab si (target belum membayar hutangnya atau yang lainnya)ingat sangatlah penting bagi penjaga khodamus surat alfateha menyelamatkan si pembaca alfateha yang baru setengah tadi alfateha terbaca utuh sehingga kekuatan ruh alfateha dan rotasi alam semesta dapat berlangsung seperti yang telah di qadar kan.
-untuk penggunaan lain silahkan tambahkan saja niat sesuai dengan kondisi masalah yang tengah kawan kawan hadapi,medianya boleh ilmu sendiri,boleh juga ranting kayu di jalanan jika ingin selamat dari serangan orang demo,senjata lawan juga mampu di tumpulkan dengan tehnik ibu alfateha ini,tenaga lawan pun yang menyerang dengan bringas juga akan tawar,lumpuh lemah jika di gunakan penawar dengan tehnik seperti di atas.
-sepengalaman saya menggunakan makrifat ibu alfateha ini hampir semua kegiatan zahir dan bathin serta economi yang mampu energy nya mediasi,tinggal kawan kawan saja memahami inti makrifatnya dan menggunakannya dengan sungguh sungguh.
SANGAT PENTING: setelah terkhabul niat serta ilmu nya dengan menggunakan tehnik ibu alfateha ini maka ingatlah jangan lewat dari 7 jam laftehanya harus segera di sambung karena jika terlewat akan sangat berisiko sangat tinggi bagi organ tubuh si pengamal..!!!!
NB: ada ratusan lagi kaji makrifat dari penggunaan serta pemahaman dari alfateha ini yang saya tidak dapat tuliskan di blog tercinta ini karena teramat panjangnya kaji sehingga tentu di luar batas standarisasi penulisan blogger,selain itu sesepuh yang lain juga sangat saya yakini dapat menularkan kaji makrifat alfateha yang jauh lebih tinggi dari yang saya tulis ini.
TATA CARA CONNECTION KE 7 AYAT ALFATEHA YANG TERPENCAR PENCAR TERSEBUT:
cara yang kedua ini dapat di lakukan langsung dengan bersalaman dengan NABI KHAIDIR atau saya,dengan cara ini jika saya yang menyalami?tehnik bersalaman maka kemungkinan akan saya ketahui bahwa ke tujuh ayat itu sudah terhubung satu sama lain atau belum karena biasanya jika sudah terhubung reaksi nya sangat nyata berupa sengatan listrik yang lumayan besar terasa mengalir di tangan saat bersalaman,listrik yang mengalir sangat nyata dan bukan karna sugesti atau aliran rasa rasa dan kira kira saja,selain itu biasanya alat alat electronik akan mati/off sendiri dalam beberapa menit setelah selesai akan hidup lagi(bukan rusak alat alatnya tetapi off sebentar saja) ini terjadi bukanlah karena khodam ataupun jin dari ayat tersebut tetapi radar konsleting frekwensi dari terhubungnya serat sari pati dari ruh ayat ayat alfateha tadi dalam tubuh manusia ( baca jg buku air electric penemuan prof TESLA saingannya thomas alva edison) bahkan cara seperti ini termasuk cara seperti di atas meng connect kan sendiri akan sngat efective membangunkan diri yang sebenar dirinya ( biasanya saat ke 7 ayat alfateha itu terhubung dalam serat organ tubuh manusia maka secara outomatic diri yang sebenar dirinya akan bangun sehingga ia akan merasakan satu fenomena kehidupan berpikir yang jauh lebih sehat,matang tenang dan dapat mengendalikan ke arah mana tujuan hidupnya harus ia tempuh.
namun cara yang kedua ini sangat lah sulit untuk di lakukan selain kita sama sama memiliki kerja dan kewajiban masing masing,yang mengikat kita akan waktu bertemu tentu juga bertemu nabi khaidir tadi memerlukan pikiran yang bersih,saya pun bertemu beliau kemungkinan besar hanya karena waktu itu saya masih muda belia dan tinggal di kampung,jaman sekarang kita kita yang sudah hidup di kota dan di penuhi oleh kontaminasi moderen terkadang membuat hati kita sdh di susupi tipu daya dan iri dengki,kemunkinan ini lah yang membuat kita rawan gagal bertemu beliau.
nah saya RAJA RYZAL KELAYANG.Ms.F.MH,dengan sadar sesadar sadarnya,rela ikhlas telah mengijazahkan apa yang saya tau kepada kawan kawan sebangsa dan setanah air,sehingga jika esok hari kawan kawan saya menurunkan kaji ini kepada anak cucu atau yang lainnya maka SYAH karna lillahi ta”ala mendapatkan kaji ini dari berguru kepada manusia yaitu saya,bukan di dapat dari buku buku mujarobat tepi jalan atau dari curi curi copy paste di internet.SYAH KHABUL MAGHBUL BARAKATI LILLAHI TA’ALA..amin.
TUHAN & MANUSIA
Ma’rifat Hamba Allah (Tauhid)
Allah berfirman,
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia (QS 2:163)”
“Tuhan kamu adalah Tuhan yang maha Esa (QS 16:22)”
“Katakanlah: Dialah Yang maha Esa (QS 112:1)”.
Itulah beberapa mutiara tauhid yang disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an
sebagai pentauhidan akan ke-Esa-an Diri-Nya. Maka secara harfiah, tauhid
adalah Mengesakan Tuhan.
Al Ghazali dalam kitab
Raudhah Al-Thalibin Wa Umdah Al-Salikin (16)
mengartikan
tauhid sebagai menyucikan
Al-Qidam
dari sifat
al-huduts
(baru), menjauhkannya
dari segala sesuatu yang baru, sehingga seseorang tidak kuasa melihat dirinya
bernilai lebih terhadap yang lainnya. Artinya, dirinya menjadi tiada atau fana.
Sebab bila dia melihat kepada dirinya sendiri atau orang lain disaat dia berada
dalam kondisi mentauhidkan Al-Haqq
, maka akan terjadi dualisme, dan itu berarti
tidak mengesakan terhadap Dzat-Nya yang
qadim
, yang memiliki sifat Esa dan
Tunggal (disinilah Iblis tertipu sehingga menolak perintah Allah). Keesaan
sebagai Yang Tunggal sebagai makna tauhid pada hakikatnya berkaitan erat
dengan pengenalan yang baru (semua makhluk) terhadap yang
qidam
. Maka
dalam siklus
makrifatullah
tak pernah berhenti, tauhid merupakan ujung dari
makrifat dari yang menyaksikan, ia dikatakan rahasia dan ruh dari makrifat.
Namun, tauhid juga merupakan awal dari
makrifatullah
, karena di ujung
perjalanan makrifat si pencari (salik) akan mengalami penyaksiannya di awal
mula sebelum ia menjadi dirinya (sebelum ruhnya ditiupkan ke dalam jasad) (QS
7:172).
Dengan demikian menjadi jelas bahwa ketika seseorang mencapai suatu
totalitas tauhid yang benar berupa penyaksian akan Allah sebagai Tuhan Yang
Esa, tidak ada pengakuan bahwa dirinya telah sampai, karena pengakuan akan
menyebabkan suatu bencana baik bagi dirinya yang diliputi kesombongan diri,
atau hanya sekedar ilusi yang menipu dirinya sendiri. Dalam banyak aspek,
pengungkapan makrifat dimungkinkan apa adanya, seperti Nabi Muhammad
SAW menceritakan Isra & Mi’rajnya, sebagai suatu
dzauqi
atau citarasa ruhaniah
penyaksian hakiki sehingga darinya akan muncul berbagai pengungkapan
lahiriah berupa puisi, prosa, dan bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. Ada yang
boleh disiarkan sebagai suatu berita kenikmatan yang memang harus ditebarkan
sebagai sebuah rahmat, ada juga yang harus disembunyikan karena bisa
menimbulkan fitnah baik bagi dirinya, para munafik dan ateis, maupun orang
yang mengikutinya dengan kebodohan dan tanpa ilmu sehingga yang muncul
dari pengikut yang bodoh adalah pengakuan-pengakuan palsu.
6.10.1 Pengertian Tauhid
Menurut Al-Qusyairy an-Naisabury, “Risalatul Qusyairiyah”
[10]
, Tauhid adalah
suatu hukum bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha Esa, dan mengetahui
bahwa sesuatu itu satu bisa dikatakan tauhid juga. Sehingga, menauhidkan
sesuatu yang satu merupakan bagian dari keimanan terhadap yang satu itu.
Makna eksistensi Allah SWT sebagai Yang Esa adalah suatu penyifatan yang
didasarkan ilmu pengetahuan. Dikatakannya bahwa Allah SWT adalah
Ketunggalan Dzat, sehingga “
Dia Adalah Dzat Yang tidak dibenarkan untuk
disifati dengan penempatan dan penghilangan.
” Selanjutnya banyak ahli hakikat
yang mengatakan bahwa Allah SWT itu Esa adalah penafian segala
pembagian terhadap dzat; penafian terhadap penyerupaan tentang Hak dan
Sifat-sifat-Nya, serta penafian adanya teman yang menyertai-Nya dalam Kreasi
dan Cipta-Nya.
Hujwiri dalam “Kasyf al-Mahjub”
dan Al Qusyairy
dalam kitab Risalahnya,
membagi pengertian tauhid menjadi tiga kategori yaitu :
Tauhid Allah SWT oleh Allah SWT, yaitu ilmu dan pengetahuan-Nya
bahwa sesungguhnya Dia adalah Esa.
•
Tauhid Allah SWT oleh makhluk, yaitu ketentuan-Nya bahwa makhluk
adalah yang menauhidkan dan menjadi ciptaan-Nya, atau disebut
tauhidnya hamba dan penegasan tauhid ada dalam hatinya.
•
Tauhid Allah SWT oleh manusia yaitu pengetahuan hamba bahwa Allah
SWT Yang maha Perkasa dan Agung adalah Maha Esa.
Pada tauhid yang pertama, maka ketauhidan-Nya hanya dapat terpahami oleh
ilmu dan pengetahuan-Nya, dimana Yang Memahami ketauhidan Allah oleh Allah
adalah Allah sendiri atau penetapan-Nya pada makhluk pilihan-Nya Sendiri.
Dalam hal ini yang mendapat kemuliaan itu adalah Nabi Muhammad SAW
dimana beliau dapat memperoleh kekuatan dan memperlihatkan eksistensi Allah
dari luar non-eksistensinya pada saat peristiwa Mi’raj. Sehingga, Yang Ada
adalah Allah semata. Dalam pengertian demikian, makhluk yang mengetahui
berdasarkan pengetahuan-Nya hanya mampu sekedar berkata bahwa “
aku
mengenal Allah dengan Allah
” dengan tabir sebagai suatu sifat
ar-Rububiyyah
.
Hakikatnya, seperti yang sering diungkapkan oleh Rasulullah SAW dan para
sahabat tersebut adalah ujung dari
Ma’rifat al-Haqq
, dalam batas-batas yang
sangat dekat (
Qabaa Qausaini
atau lebih dekat lagi), tetapi bukan merupakan
Ma’rifat Dzat
Allah karena hanya Dialah yang dapat menauhidkan-Nya.
Meminjam istilah Ibnu Arabi, maka tauhid yang pertama bisa dikatakan sebagai
al-Hirah al-Ilahiyah
atau
Kebingungan Ilahiyah
yang dialami makhluk setelah
mencapai maqam tertinggi yaitu Mi’raj Nabi SAW. Dan hanya Nabi Muhammad
SAW lah yang berhak mengatakan dengan penyaksian utuh “
aku mengenal
Allah dengan Allah
”. Para sahabat, wali, dan kaum arifin sesudahnya berada di
bawah maqam nabi SAW tersebut, sehingga dalam sabdanya Nabi Muhammad
SAW berkata “
Saya bersama Allah dimana tidak seorangpun dari malaikat atau
nabi bisa berada bersama saya.
” Tauhid Allah oleh Allah karena itu dikatakan
“
Yang Ada hanyalah Dia
”. Dan bagi mereka yang mengikuti jejak Nabi
Muhammad SAW maka mereka mentauhidkan melalui dirinya karena tanpa “
Nur
Muhammad dan Muhammad SAW
” semua makhluk akan musnah. Secara
eksak, hal ini berarti bahwa tanpa “
Nur Muhammad dan Muhammad SAW
”
semua makhluk tidak pernah diciptakan oleh Allah SWT. Inilah makna awal dan
akhir dari esensi penciptaan melalui firman “Basmalah” dan “Kun” yang
dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai “Yang Petama Kali”
diciptakan dan yang “Yang Paling Akhir” dimunculkan, yang “Lahir sebagai Nabi
Muhammad SAW hamba Allah” dan “Yang Batin sebagai Nur Muhammad”
(penyisipan kata sambung “dan” harus dipahami dengan logika kuantum yang
tidak terbedakan, Lihat juga QS al-Hadiiid ayat 3).
Pada tauhid yang kedua, maka Tauhid-Nya Allah oleh makhluk adalah suatu
penghambaan mutlak dari semua makhluk yang eksis setelah kehendak “
Kun Fa
Yakuun
”. Maka, pentauhidan yang muncul adalah suatu ketentuan baik yang
berupa penetapan-penetapan, sunnatullah yang pasti dan tidak pasti, puja-puji,
dan tasbih semua makhluk dari maujud yang paling elementer sampai maujud
yang nyata membangun relativitas dari yang baru (dari makhluk), dari
nanokosmos ke makrokosmos, dari
‘alam al-mulk
sampai
‘alam
al-jabarut
.
Penegasan tauhid yang terdapat dalam semua makhluk, karena itu adalah
penegasan dalam hati, sebagai suatu hakikat paling elementer dan halus bahwa
semua makhluk mengada semata-mata karena curahan rahmat dan kasih
sayang-Nya semata. Pada tauhid kedua ini, Abu Bakar As Shiddiq r.a.
mengatakan bahwa tauhid adalah perbuatan Ilahi dalam hati makhluk-Nya. Maka
dikatakan bahwa pentauhidan Allah SWT oleh makhluk adalah pentauhidan dari
ciptaan-Nya, atau yang diciptakan-Nya dengan kehendak firman “
kun fa yakuun
”.
Jadi tauhid kedua adalah tauhid semua alam semesta (al-Aalamin) beserta
semua isinya, yang memuja dan memuji hanya kepada Penciptanya, juga karena
Dialah Allah yang Maha Memelihara (QS 1:2), maka tiada Tuhan selain DiriNya.
Disini semua makhluk harus menauhidkan Allah SWT dengan secara total
menafikan eksistensi dirinya sendiri sebagai maujud, sehingga makhluk harus
mengatakan “
Tidak ada Tuhan Selain Allah (Laa ilaaha illaa Allaah)
Tauhid yang ketiga adalah Tauhid Allah oleh manusia melalui pengetahuan-Nya
yang dianugerahkan kepada manusia berupa akal pikiran dan kehendak bebas
untuk memilah dan memilih. Pentauhidan Allah SWT oleh manusia adalah
pentauhidan untuk makhluk yang menyaksikan pertamakali dan makhluk yang
disempurnakan sebagai Insan kamil. Maka, manusia yang menauhidkan Tuhan
sebagai Yang Esa adalah ia yang melakukan pencarian atau dianugerahi
makrifat pengenalan secara langsung. Pencarian adalah wasiat Allah yang
ditauhidkannya, maka ia yang mencari adalah ia yang akan berjalan dari awal
dan sampai ke awal kembali. Ia yang mampu memecahkan rahasia eksistensi
dirinya melalui dirinya sendiri untuk kemudian mengenal Dia yang
ditauhidkannya. Inilah tauhid yang identik dengan pengertian “
Man arofa
nafsahu, faqod arofa robbahu
”. Tauhid demikian adalah tauhidnya hamba Allah
yang mesti menegaskan ketauhidan Allah SWT melalui profil manusia yang
paling disempurnakan yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai hamba Allah dan
Kekasih Allah. Maka tauhid manusia seperti ini adalah “
Tidak ada Tuhan Selain
Allah, dan Muhammad SAW adalah Utusan Allah (Laa ilaaha illaa Allaah,
Muhammadurrasulullah)”
Dan dengan demikian, bagi manusia dan semua
makhluk-Nya maka tauhid ketiga adalah tauhid Yang Awal dan juga tauhid Yang
Akhir (QS 57:3), yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Tanpa melalui
penauhidan ketiga ini, maka tauhid manusia (dan jin) menjadi tidak sempurna.
Kendati seseorang dapat memulai dari ketauhidan kedua, yakni Tauhid Allah
oleh makhluk sebagai makhluk elementer, namun tauhid kedua adalah tauhid
bagi makhluk non sintesis yang berjalan dengan berjalannya sang waktu sebagai
suatu
qadā
. Maka ia yang tidak memulai dari tauhid ketiga hanya mendapat
sekedar pengampunan, karena Tauhid kedua adalah tauhidnya manusia pertama
yaitu Nabi Adam a.s. Dan pengampunan, seperti halnya ampunan yang
dianugerahkan kepada Adam dan Hawa sebagai suatu hidayah untuk mereka
dan anak cucunya, tidak lebih dari awal mula perjalanan makrifat manusia, yaitu
awal mula dari manusia pertama menyadari kesadaran diri yang teosentris
bahwa ada Tuhan Yang Esa. Rasululllah SAW bersabda :
“Ada seseorang dari generasi sebelum zaman kamu sekalian yang sama sekali
tidak pernah beramal baik kecuali bahwa ia bertauhid saja. Orang itu berwasiat
kepada keluarganya,’Bila aku mati, bakarlah aku dan hancurkan diriku,
kemudian taburkan separuh tubuhku di darat dan separuhnya di laut pada saat
angin kencang.’ Keluarganya pun melakukan wasiatnya itu. Kemudian Allah
SWT berfirman kepada angin,’Kemarikan apa yang kamu ambil.’ Tiba-tiba orang
tersebut sudah berada disisi-Nya. Kemudian Allah SWT bertanya kepada orang
tersebut,’Apa yang membebanimu sehingga kamu berbuat begitu?’ Dia
menjawab,’Karena malu pada-Mu.’ Kemudian Allah SWT mengampuninya.” (HR Bukhari)
Tauhid ketiga sebenarnya ekor yang memutar kearah kepala, jadi tauhid ketiga
yaitu Tauhid Allah oleh manusia adalah suatu kewajiban bagi semua manusia
dan jin, suatu lingkaran perjalanan yang menutup dimana awal dan akhir
bertemu, yaitu tauhid Allah oleh Allah dan tauhid Allah oleh manusia yang
menyambung tanpa kelim (tanpa kelihatan sambungannya, tetapi tahu bahwa
disitulah sambungannya, seperti pita mobius yang memelintir saling memunggungi),
atau katakanlah suatu sambungan yang saling memunggungi.
Maka menjadi jelas bahwa dalam tauhid ketiga, antara manusia yang
menauhidkan dan Allah yang ditauhidkan saling memunggungi, dan diantara
keduanya adalah alam semesta sebagai wadah pembelajaran bagi makhluk
yang disempurnakan yaitu manusia sebagai hamba Allah
”
“Kesejatian Diri” dua kata yang seringkali membuat orang kurang paham dengan kata-kata itu, siapa, mengapa dan bagaimana sesungguhnya dirinya. Dalam Proses pencarian siapa diri kita ini meski terlihat sederhana, ternya dibutuhkan bermacam perjuangan dan ujian sampai kita benar-benar tahu dan mengerti apa dan bagaimana diri kita sesungguhnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dihadapkan pada sesuatu yang kurang nyaman menurut kita, oleh karena keterbatasan kuasa serta keterbatasan posisi kita, akhirnya kita menuruti apa yang sebenarnya ada penolakan pada diri kita. Mengikuti atau menuruti sesuatu hal yang bertentangan pada diri kita adalah suatu ujian yang berat, karena disini kita akan menjadi sosok yang bermuka dua.
Dari kejadian diatas, satu bisa kita tarik hikmahnya dan bisa sbagai perbendaharaan dalam tahap mencari Kesejatian diri, bahwa sebenarnya diri kita tidak seperti yang kita lakukan tadi. Dari berbagai macam aktivitas yang ada penolakan pada diri kita, itulah yang sesungguhnya dapat membangun dan menemukan siapa dan bagaimana diri kita. Berjalannya waktu, lambat laun proses pencarian “Kesejatian Diri” akan kita temukan…
ZIKIR
ZIKIR (1) part 1
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
ZIKIR (1)
Sebagaimana yang pernah diterangkan pada uraian-uraian sebelumnya, bahwa setiap orang yang hendak menyucikan dirinya dengan Allah s.w.t, ber-ke-WAJIB-an meng-amal-kan segala petuah-petuah yang diberikan oleh gurunya di samping berzikir dengan Allah s.w.t. karena dengan berzikir saja-lah maka hakiki dari ke-kotor-an hati dapat disucikan, dan perlu diketahui bahwa tiada jalan lain untuk mengembalikan Diri Rahasia Allah s.w.t. kepada ZatulHaq melainkan dengan cara menyucikan hatinya.
Kesucian hati dapat diukur berdasarkan tahap kesucian gumpalan darah kotor yang ada di bagian bawah jantung seseorang, yang selama ini menyelebungi lampu Makrifat.
Dengan men-dapat-kan Nur Qalbu, maka manusia tersebut akan mem-dapat-kan hidayah dari Allah s.w.t. seperti sabda Rasulullah s.a.w.:
KALBU MUKMININ BAITULLAH
Artinya :
Sesungguhnya hati orang mukmin itu adalah istana Allah
Apakah Hakekat daripada ZIKIR?
Sesungguhnya ZIKIR pada pandangan SYAREAT adalah mengingati Allah s.w.t. dengan melafazkan Asma’ Allah s.w.t. yaitu apa yang ada dibibir sama dengan yang ada didalam hati.
Namun begitu didalam bab ini saya akan membawa saudara-saudara sekalian kepada penafsiran TASAUF.
Adapun penafsiran ZIKIR pada pandangan TASAUF boleh di-tafsir-kan bahwa : zikir adalah satu seruan kepada semua anggota zahir dengan tujuan untuk membersihkan hati dalam usaha-nya untuk mengembalikan Diri Rahasia kepada tuan Empunya Diri,
ini berlandaskan firman Allah s.w.t. di dalam Al Quran
Surah Ar Ra’du ayat 28
Illa bizikrullahi baianul qulub
Artinya :
Dengan ber-zikir kepada Allah s.w.t.-Lah dapat membersihkan hati.
Adapun zikir yang biasa diamalkan orang-orang Hakekat dan Makrifat adalah zikir Af’al, zikir Asma’, zikir Sifat dan zikir Zat.
Ber-awal Zikir AF’AL adalah dengan me-lafaz-kan kalimat Syahadat Tauhid yaitu LAILLAHAILLALLAH, zikir ini merupakan zikir awal yang biasa diamalkan oleh orang-orang kumpulan SYAREAT,. Zikir ini juga sering disebut sebagai zikir nafi dan Isbab dimana si pengamal zikir ini akan me-nafi-kan segala hak pada dirinya dan segala Af’al pada dirinya dengan meng-isbab-kan segalanya kepada hak Allah s.w.t. semata, disamping dia juga menafikan ke-wujud-an dirinya kepada ke-wujud-an Allah s.w.t. semata-mata.
Sedangkan Zikir ASMA itu adalah dengan cara me-lafaz-kan zikir keluar nafas yaitu : ALLAH, zikir ini biasanya diamalkan oleh kumpulan TAREKAT. Dimana pengamal-pengamalnya terus menerus menafikan diri zahirnya dan terus mengisbabkan kepada diri batinnya semata-mata yaitu ALLAH.
Jika pada zikir SYAREAT yaitu LAILLAHAILLALLAH masih men-yata-kan Nafi dan Isbab dengan melafazkan kalimah LAILLAHAILLALLAH dengan lidah dan hatinya secara berulang-ulang melafazkan kalimah penyaksian.
LAILLAHAILLALLAH
Tiada yang nyata hanya Allah s.w.t.
Tetapi pada zikir orang Tarekat adalah lebih ringkas lagi dengan hanya terus menyatakan ALLAH saja. yaitu diri batin yang mengandungi Diri Rahasia Allah s.w.t.
Zikir penyaksian diri batin ini dilakukan sambil si pengamalnya menilik diri bathinnya.
Disini dapat-lah diterangkan bahwa konsep yang disimpulkan pada zikir Asma’ ini adalah
LA MAUJUDU ILLALLAH
Artinya :
Tiada yang wujud pada zahir dan bathinnya hanya Allah s.w.t. semata-mata.
Kemudian Zikir SIFAT itu adalah zikir keluar masuk nafas atau zikir TANAFAS yaitu : ALLAH HU. Dimana lazimnya zikir ini diamalkan oleh kumpulan orang-orang HAKEKAT. Sesungguhnya zikir ini adalah, zikir dimana pengamal-pengamalnya telah memahami konsep pada penyaksian diri ZAHIR dan BATHIN dimana mereka telah mendapat petuah penyaksian diri daripada gurunya yang mursyid lagi makrifat.
Jadi bila seseorang itu berzikir dengan zikir SIFAT maka berarti dia menyatakan pada diri zahir dan bathin-nya tentang dua konsep pegangan diatas.
.
ALLAH HU
LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH
Tiada yang nyata pada diriku hanya diri bathin dan Muhammad (diri zahir) adalah penanggung Diri Rahasia Allah s.w.t.
Adapun Zikir ZAT dengan me-lafaz-kan Zikir Rahasia NUFUS yaitu A HU, zikir ini juga dinamakan zikir pertemuan Makrifat antara ZAKAR dan FARAJ ketika berlangsungnya persetubuhan.
Zikir ini adalah zikir “NYATA MENYATA” di antara pemberi dan penerima yaitu ZAT dan SIFAT yang KAMIL MULKAMIL yang makrifat antara satu dengan lainnya.
Adapun yang dimaksud kamil-mulkamil di antara satu dengan lain itu adalah satu kesatuan antara diri zahir dan bathin ataupun antara Hakekat Diri Allah dan Hakekat Muhammad tidak boleh lagi bercerai berai diantara satu dengan lain pada konsep Makrifat.
Untuk keterangan lanjut dan lebih mendalam silahkan bertanya kepada orang yang mursyid lagi makrifat .
Syareat = Zikir Af’al = LAILLAHAILLALLAH
Tarekat = Zikir Asma’ = ALLAH
Hakekat = Zikir Sifat = ALLAH HU
Makrifat = Zikir Zat = A HU
Pada peringkat awal bagi orang-orang MUFTADI (orang yang baru belajar), mereka biasanya diberi petuah oleh gurunya supaya mengamalkan dan berpegang dahulu dengan hakekat syahadat tauhid dan bagi orang-orang MUTTAWASID (orang-orang pertengahan) biasanya diberi petuah oleh gurunya mengamalkan Zikir Asma’ (ALLAH). Sedangkan bagi orang MUNTAHI (orang yang faham) biasanya mengamalkan Zikir Sifat (ALLAH HU) dan Zikir Zat (A HU).
by Ilmu Hakekat Usul Diri
ZIKIR (2)
Adapun zikir LAILLAHAILLALLAH adalah zikir Isbab, sedangkan yang dikatakan Nafi itu adalah dengan kita me-nafi-kan diri zahir kita ini tidak mempunyai hak atas sesuatu kecuali nyata hak Allah s.w.t. semata-mata.:
LA HAYYUN : Hidup-ku bukan Hidup-ku
LA ILMUN : Ilmu-ku bukan Ilmu-ku
LA SAMIUN : Mendengar-ku bukan mendengar-ku
LA BASHIRUN : Melihat-ku bukan melihat-ku
LA KADIRUN : Kuasa-ku bukan kuasa-ku
LA MURIDUN : Kehendak-ku bukan kehendak-ku
LA MUTTAKALLIMUN : Berkata-kata-ku bukan berkata-kata-ku
BILHAKKI ILLALLAH : Kecuali semua-nya itu Hak Allah semata-mata.
Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri zahir dengan satu pegangan tubuh zahir ini bukan tubuh kita kecuali diisbabkan dengan ILLA yaitu pada menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri zahir kita ini adalah pada yang mengisbabkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH berarti kita menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batin kita itu adalah hanya Allah s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini untuk pemahaman yang lebih mendalam silahkan baca kembali pada uraian yang membahas hakekat syahadat.
Adapun zikir ALLAH adalah zikir Asma’ dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma’ itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Zat itu nyata meliputi pada seluruh alam Saghir dan alam Kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta.
Semuanya tiada teruang sedikitpun kecuali samad dengan Zat, Sifat, Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-mata.
Seperti firman Allah s.w.t.
WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAH
Artinya :
Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah s.w.t.
Oleh karena itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya kita men-yaksik-an bahwa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu.:
SYUHUDU WAHDAHU FI KASYRATIN
Artinya :
Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-kan :
SYUHUDU KASRATIN FI WAHDAH
Artinya :
Saksilah pada yang banyak kepada yang satu
Yaitu dengan memahami apa saja yang ada, apa juga yang berlaku, dan apa juga yang terjadi adalah daripada SUMBER yang satu yaitu Allah Ta’ala jua yang meliputi pada zat, sifat, asma, dan afaal.
Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang zahir dan nyata-lah segala yang batin yaitu Allah Taala jua. Untuk memahaminya secara mendalam silahkan lihat kembali pada uraian-uraian yang lalu.
Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT atau dinamakan juga Zikir Makrifat. Zikir ini ber-konsep-kan kepada :
SYUHUDU WAHDAHU FI WAHDAH.
Artinya :
Saksilah pada yang satu didalam yang satu.
Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah.
INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’N
Artinya :
Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah
– Zat itu dari pada Zat yang satu,
– Sifat itu dari Sifat pada yang satu,
– Asma, itu dari pada Asma yang satu
– Af’al itu didalam Af’al yang satu
Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af’al Allah Taala Semesta Alam jua,
Sesungguhya semua yang wujud dan zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak di-sekutu-kan dengan yang lain dari pada yang satu.
Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan Sifat af’alNya dan ZatNya.
Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja
Setelah kita menyentuh dan memahami tentang konsep tentang ZIKIR tersebut maka kita harus juga mem-bicara-kan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hati kita dengan Allah s.w.t.
Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai matlumat zikir yang sebenarnya.
Banyak orang berzikir mengikuti selera masing –masing, terasa hendak berzikir dengan nyaring lantas dinyaringkan suaranya, terlintas dihatinya hendak dilagukan zikir tersebut, lantas dilagukanya, terasa hendak dilenggak-lenggokan tubuhnya, lantas dilenggak-lenggokkan tubuhnya, pendek kata berzikir bagi mereka adalah dengan cara melafazkan zikir mengikuti sekehendak hati tanpa mendapat petuah yang mutlak untuk mencapai matmulat zikir yang dikerjakannya..
ASAL USUL DIRI KITA
USUL DIRI
by Ilmu Hakekat Usul Diri
sebelum kita mengenal agama ada baiknya kita mengenal tuhan pencipta semesta alam ini..!!
Pada alam Gaibul Gaib, dalam keadaan belum ada apa-apa, belum ada Awal dan belum Akhir, belum ada Bintang, belum ada Bulan, belum ada Matahari, belum ada Bumi ini, belum ada sesuatu apapun, bahkan belum ada Tuhan yang bernama ALLAH, saat itu yang ada hanya ZAT semata-mata maka dalam keadaan ini diri yang punya ZAT tersebut telah mentajalikan dirinya untuk memuji dirinya.
Maka ditajalinya Nur Allah kemudian ditajalinya pula Nur Muhammad (Insan Kamil) pada peringkat ini disebut martabat : Anta Ana – Ana Anta ( aku engkau engkau aku ) maka dalam keadaan ini si empunya ZAT telah bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan kedudukan yaitu taraf ketuhanan dan taraf hamba, lalu ditanyakannya kepada Nur Muhammad “ ini Tuhanmu? “ maka dijawablah oleh Nur Muhammad yang mewakili seluruh Roh “ Ya.., Engkaulah Tuhanku “.
Hadist….( cari )
Firman… (cari)
Hadist qudsi : aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahluk ini dan aku perkenalkan diriku kepada mereka lalu mereka juga mengenalkan diriku.
Apa yang dimaksud dengan mahluk ini ialah Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam semesta ini dijadikan dari pada Nur Muhammad maka sesudah Roh-roh itu bersumpah jadilah alam Kabir ini atau alam Semesta ini.
Sebelumnya diri yang empunya ZAT (Zattul Haq) dalam rangka untuk memperkenalkan dirinya, DIA menyerahkan rahasia dirinya kepada Nur Muhammad (Manusia) tetapi di dalam hal ini sebelum manusia sanggup menerimanya tidak ada satupun mahluk di alam
semesta ini yang sanggup memikul suatu rahasia besar yaitu rahasia diri ALLAH s.w.t.
Pernah ditawarkan rahasia itu kepada langit, bumi, gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup untuk menerimanya.
Tujuan empunya ZAT mentajalikan Nur Muhammad itu adalah untuk memperkenalkan dirinya sendiri dengan diri rahasianya, maka diri rahasianya itu ditanggung dan diamanahkan kepada yang bernama INSAN yaitu yang bertubuhkan diri batin yang bernama ALLAH (Rohani).
Hadist qudsi : al insanu sirrih wa anna sirruh ( Manusia itu rahasia aku dan aku rahasianya )
Firman… (cari )
Maka, terimalah manusia diri rahasia Allah itu dan menjadi tanggung jawab manusia menjaga amanah tuhannya itu dengan cara mengenal dirinya serta memuji dan memuja rahasia dirinya sejak ia dilahirkan ke alam dunia sampai ia kembali kehadirat Tuhan pemilik rahasia.
Disamping itu manusia juga diamanahkan untuk menjadi pemerintah diantara semua mahluk yang ada di alam kabir (alam semesta) yang terbentang luas ini.
Firman allah surah al-baqarah ayat 30
Firman allah surah an-nur ayat 55
Ini berarti dua amanah penting yang harus dipikul dan menjadi tanggung jawab manusia :
Pertama : menjaga, mengenal, memuji dan mengembalikan amanah rahasia itu kepada yang punya rahasia yang dikandung oleh alam sagir yaitu batang tubuh manusia itu sendiri
Kedua : menjaga amanah pemerintahan di alam semesta ini.
Dengan lain perkataan tugas manusia adalah menjaga dan mengawal hubungannya dengan tuan empunya diri rahasia dan juga dengan mahluk lain.
Oleh karena diri rahasia telah diterima maka menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan sumpahnya dahulu, dan untuk tujuan ini maka Adam dizahirkan untuk meperbanyak diri-diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekade ke satu dekade, dari satu generasi ke generasi yang lain, sampailah alam kabir ini mengalami kiamat dan rahasia dikumpulkan kembali.
Adapun yang dinamakan manusia itu adalah karena dirinya mengandung rahasia, dengan lain perkataan manusia artinya dirimu mengandung rahasia.
Oleh karena diri manusia menanggung rahasia maka manusia haruslah berusaha mengenal dirinya karena dengan mengenal dirinya saja manusia tersebut akan dapat mengenal tuhannya dan kembali menyerahkan dirinya kepada empunya diri dikala berpisah roh dan jasad.
Firman surah An-nisaa ayat 58
Perlu ditegaskan sekali lagi tujuan utama Allah menyerahkan amanah dirinya kepada manusia adalah untuk memperkenalkan dirinya dan memuji dirinya dengan diri rahasianya yaitu allah memuji dirinya dengan dirinya sendiri
Hadist qudsi ; Man arafah nafsahu fakad arafah rabbahu ( barang siapa engenal dirinya maka dia akan mengenal tuhannya )
Firman : wama halaqnal Jinnah wal insa illah liat budu ( tidaklah aku jadikan jin danmanusia kecuali untuk menyembah )
Dalam menjalankan tugas harian dalam konteks “ Hubungan manusia dengan Tuhannya “ agar janji dapat tertunaikan dan sumpah dapat di pelihara maka Iblis di tugaskan bersama-sama dengan kelompoknya Syaitan untuk membuat ujian dan godaan terhadap keteguhan sumpah janji.
Iblis dan konco-konconya akan berusaha sedaya upaya agar bisa menepis kesetiaan sumpah janji manusia terhadap Allah.
Manusia-manusia yang tidak berpedoman dan hampa akan terbang mengikuti arus angin ujian, maka rugilah manusia tersebut dan jadilah dia seperti “ Binatang yang pandai Bicara “ tetapi bagi manusia yang teguh dan berprinsip dan mengerti serta mengetahui tugas sumpah janjinya maka dia akan mampu melewati ini semua dan duduk disisi Allah, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Firman Allah Surah Yasin ayat 60
Firman Allah Surah Al-Balad ayat 4
Adapun manusia pada awalnya sebelum di zahirkan kealam Kabir dan diwaktu bayi adalah bersih disisi Allah swt, tetapi setelah bergelut dengan pengaruh lumpur-lumpur kehidupan masyarakat dan hanyut dengan arus ujian iblis dan konco-konconya serta lalai terhadap tugas utamanya maka manusia menjadi kotor, kalau sudah begini maka tertutuplah pintu hubungan diantara Tuhan dan hambanya.
Hadist ; Sesungguhnya kelahiran seseorang anak itu bersih tetapi ibu bapaknya yang menjadikan dia yahudi, nasrani atau majusi.
Bila kotoran yang melanda manusia ini dibiarkan terus maka akan terbentuk darah kotor yang mengkristal di bagian bawah jantung ini berarti manusia tersebut tidak mempunyai hati nurani dan manusia yang sudah kehilangan hati nurani ini semakin lama semakin jauhlah jarak hubungan antara Tuhan dengan dirinya yang kotor itu, manusia yang berperangai begini akan terus hanyut di dalam lumpur-lumpur kehidupanya didalam dunia ini, mereka ini akan lupa akan Tuhannya dan juga diri sendiri, hidupnya berpura-pura menjadi manusia tetapi sebenarnya lebih hina dari pada binatang,
Manusia seperti ini mempunyai mata tetapi buta, mempunyai telinga tetapi tuli, mempunyai hati tetapi tidak dapat memperhatikan.. Seluruh kemudahan rejeki yang mereka peroleh digunakan untuk tujuan mengabaikan dan menjauhkan hubungan dirinya dengan Allah swt.
Mereka ini hanya pandai menyumbat perut bodohnya dengan makanan, menyuci tubuh mayatnya dengan sabun ini – sabun itu namun mereka merelakan Rahasia Allah yang ada pada tubuhnya kurus kering kerontang dan kotor bagai bangkai yang busuk.
imanya manusia ini jeleknya lebih dari segala-galanya
Firman allah Surah Al-Araaf ayat 179
Lantaran itu manusia seperti ini akan menghadapi penyakit “ kotor hati yang kronis“ yang menyebabkan manusia tersebut merana didalam kegelapan tersesat untuk kembali kepangkuan Tuhannya. Dan selama hidupnya di dunia ini akan terputus hubungannya dengan Allah s.w.t
Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 7 ( hatamallahu ala kulubihim…. )
Firman Allah lagi………….
Mereka ini sanggup menipu Tuhannya, menipu orang lain dan bahkan sanggup menipu dirinya sendiri
Firman Allah surah Al-Baqarah ayat 9
Sesungguhnya dengan menyadari hidup kita di dunia adalah semata-mata kembali kepada Allah serta menyadari pula bahwa kita hidup di dunia ini terus diuji akan kesetiaan dan keteguhan kita dengan sumpah janji yang pernah kita ucapkan maka kita haruslah menyucikan Hati kita, menyucikan seluruh anggota Zahir dan Batin kita supaya hubungan kita dengan Allah di dunia dan akhirat tidak terputus walau sesaatpun dan kita menjadi manusia yang diridhoi oleh Allah dan dapat duduk disisinya di Akhirat nanti….. amin!
Adapun cara mendekatkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya itu telah di bagi oleh para Ulama menjadi 4 bagian ;
Secara Syareat, Secara Tarikat, Secara Hahekat dan Secara Makrifat
Dengan kita mengetahui cara-cara untuk mendekatkan hubungan dengan Allah maka kita akan menjadi manusia yang baik antara kita dengan Allah dan hubungan kita dengan sesama mahluk dan alam sekitar yang pada akhirnya kita akan di karuniakan keridhoannya dan dapat berada disisi Tuhannya.
Cara Syariat :
Adapun yang dimaksud dengan cara syariat adalah suatu cara zahir yang membentuk suatu peraturan antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia dan dengan mahluk-mahluk lain.
Peraturan–peraturan syariat ini telah di gariskan oleh Allah didalam Al-Quran dan juga di gariskan oleh Rasullullah melalui perbuatan dan ucapan yang diberinama Hadist.,
Jika manusia benar-benar mengikuti peraturan–peraturan syariat ini maka manusia itu tidak mungkin tersesat dalam hidupnya di dunia ini dan selamatlah di akhirat nanti, sebagaimana sabda Rasullullah :
Artinya : Kamu tidak akan sesat selama-lamanya jika kamu berpegangan kepada kedua-duanya yaitu Al-Quran dan sunnah Rasul.
Didalam peraturan-peraturan ini Allah telah menggariskan hubungan diriNYA dengan manusia dan hukum-hukum hidup secara individu maupun secara bermasyarakat.
Di dalam syariat dibahas soal-soal Akidah, soal Ibadat, soal Muamalat, soal Munakahat, dan lain-lain peraturan untuk kebahagian manusia dunia dan akhirat.
Ditentukan juga garis-garis panduan hidup, tentang mana yang wajib, haram, sunnah dan makruh, dosa pahala, surga, neraka dengan kata lain Syariat mengariskan dasar pokok “ Kerjakan apa yang diperintahkan dan jauhi apa yang dilarang “
Adapun peringkat cara syariat adalah suatu peringkat peraturan pengabdian hamba terhadap Tuhannya dengan mengikuti garis panduan dan peraturan-peraturan yang sudah ditentukan maka dengan mengikuti ini semua, seseorang manusia itu menjadi taraf hamba yang paling baik.
Suatu hal yang perlu di ingatkan pada peringkat Syariat ini adalah pengamal-pengamalnya benar-benar mengharapkan balasan atau upah dari setiap apa yang mereka kerjakan
Dan dengan upah-upah kerja yang dilakukannya itulah mereka yakin akan menentukan apakah mereka akan di masukan ke Surga atau Neraka
Jadi dapat disimpulkan disini bahwa mereka mengerjakan apa yang diperintahkan karena mengharapkan surga dan tidak melakukan apa yang dilarang karena takut akan siksa neraka, perinsip mereka adalah “ Buat baik di balas baik – Buat jahat dibalas jahat “
Firman Allah Surah Az-zalzalah ayat 8
Firman Allah surah Mu’minun ayat 102-103
Disamping mereka berusaha untuk melakukan suatu pekerjaan yang diperintahkan secara IKHLAS untuk Allah semata-mata, dibalik itu mereka juga benar-benar mengharapkan satu balasan yang setimpal dengan apa yang dilakukanya
Ini bermakna mereka mengabdi kepada Tuhannya dengan ada maksud-maksud tertentu ibaratnya “ ada udang di balik batu “ pekerjaan mereka bolelah kita sebut sebagai : “ Pengabdian separuh hamba “
Lantas jika mereka benar-benar bersifat hamba yang tulen maka sudah tentu apapun pekerjaan yang dilakukan oleh mereka sudah tentu mereka tidak mengharapkan balasan apapun dari Tuhannya karena setiap balasan bukanlah sesuatu yang boleh untuk diminta-minta tetapi itu adalah satu karunia daripada Tuhannya
Firman Allah surah Al-Jin ayat 13
Apakah pantas seseorang yang mengaku dirinya hamba menagih janji dari Tuhannya? Dan apakah mereka sangsi akan janji Tuhannya?
Seharusnya bagi mereka yang mengaku dirinya hamba sudah tentu tidak mengharapkan sesuatu balasan apapun dari Tuhannya
Sesungguhnya bagi mereka yang mengikuti cara syariat ini akan mencapai martabat : BERIMAN DAN SOLEH dan dengan mematuhi segala peraturan-peraturan maka mereka akan di karuniakan surga di akhirat nanti.
Firman Allah Surah Al-Kahfi ayat 107
Perlu di ingatkan masuknya surga bagi orang-orang syariat ini bukan sekali-kali karena pahalanya tetapi sekedar balas IHSAN daripada Allah karena kepatuhannya dengan Allah
Walaupun seberapa banyak pahala yang mereka peroleh maka sudah barang tentu tidak bisa untuk membeli surga karena surga bukanlah suatu yang murah yang menjadi barang dagangan yang bisa untuk dibeli sebaliknya orang-orang syariat haruslah berikhtiar sedaya upaya agar menjadikan diri mereka seorang Mukmin supaya Allah sendiri membeli dirinya dan hartanya dengan Surga atas dasar perjuangan mereka menegakkan peraturan-peraturan Allah di dalam hidupnya.
Firman Allah (cari)
Maka berbahagialah bagi mereka-mereka yang mengamalkan cara syariat yang menduduki taraf martabat dirinya sebagai seorang hamba yang Mukmin dan mereka memang dijamin oleh Allah Surga dan kekallah mereka selama-lamanya.
Firman Allah surah Ash-Syafaat ayat 111
Adalah perlu ditegaskan disini bahwasanya hasil akhir pengajian syariat adalah untuk mendapatkan suatu yang bernama SURGA, dan menjauhkan diri dari neraka, berusaha mendapatkan banyak pahala, mengurangi dosa, mengerjakan apa yang diperintahkan, tinggalkan apa yang di larang.
Cara Tarekat :
Adapun jalan Tarekat ini adalah jalan yang pernah dilalui oleh para wali-wali Allah dengan tujuan untuk mendekatkan dirinya dengan Allah, ini merupakan suatu jalan bagaimana hendak menyucikan diri dan hati agar terbentuk satu hubungan antara dirinya dengan Allah.
Suatu jalan tarekat yang sebenarnya adalah merupakan satu cara mensucikan diri untuk menuju kehadirat Allah Taala dan jalan ini hendaklah mempunyai sambungan ke Rasullullah S.A.W.
Jalan tarekat yang mendapat restu dari junjungan agung Rasullullah itu kemudian diwarisi oleh para sahabat Baginda dan seterusnya bersambung menjadi mata rantai dan diwarisi pula oleh para wali Allah yang agung dan sampailah kepada seseorang guru awal kemudian diajarkan sampai dengan guru akhir sampai kini dan seterusnya.
Oleh sebab itu barang siapa yang mengikuti pengajian Tarekat maka menjadi tanggung jawabnya untuk mengetahui asal pangkalnya dan pastikan berasal dari Rasullullah dan para sahabatnya.
Jalan tarekat adalah suatu cara memuja dan memuji Allah dan melatih diri agar tidak melupai Allah pada setiap detik dan memberi segala keagungan dan mebesaran hanya kepada Allah semat-mata.
Cara untuk mensucikan diri dan hati adalah melalui proses mengenal nafsu-nafsu yang yang kita miliki. Agar kita tidak lalai dan lupa dirinya dan tuhannya,
Firman Allah dalam Alquran : 1,2 dan 3
Adapunafsu yang dimiliki oleh manusia seperti yang tercatat didalam ’an ada 7 yaitu :
Nafsu Amarah,Nafsu Malhamah, Nafsu Lawamah, Nafsu Mutmainnah, Nafsu Radhiah, Nafsu Mardhiah, Nafsu Kamalia
Dengan mengenal nafsu-nafsu tersebut maka orang-orang tarekat akan mencapai martabat ditaraf nafsu-nafsu tersebut yang mempunyai kelebihan yang berbeda diantara martabat yang satu dengan yang lainnya.
Untuk mengenal dan mencapai martabat nafsu-nafsu itu seseorang itu hendaknya menuntut dan mengamalkan jalur ilmu tarekat dari guru-gurunya yang mursyid dan dapat pula mencapai martabat nafsu-nafsu tersebut,
Disamping mereka harus mengikuti petuah-petuah yang dianjurkan oleh guru mereka dari satu peringkat ke peringkat yang lain sehingga menjadi manusia sempurna (insan kamil) dan diridhoi Allah di dunia dan Akhirat.
Mereka hendaklah menjalani tarekat mereka dengan tekun dan penuh usaha agar tercapai martabat yang tertinggi.
Apapun pekerjaan dan amalan orang-orang tarekat tidaklah lagi mengharapkan pahala, artinya apa yang diamalkannya hanya untuk mendekatkan dirinya dengan Allah setiap saat, mereka tidak mengharapkan pahala atau surga tetapi semata-mata untuk mengenali tuhannya dengan berusaha untuk mengenali dirinya sendiri, tujuan mereka hanya Allah semata-mata tanpa embel-embel, sebagaiana mana kata yang masyhur ini : “ Padaku tiada pahala, tiada surga yang ku idam-idamkan adalah kekasihku Allah jua “
Perlu ditegaskan disini bahwa tujuan akhir pengajian Tarekat adalah untuk mengenal diri dan mengenal Allah, mensucikan nafsu dirinya ke suatu derajat nafsu yang tertinggi, kemuliaan dengan Allah s.w.t, mereka akan terus berusaha untuk mendekatkan dirinya dengan Allah selama masa hidupnya di alam fana ini, dalam setiap waktu dan setiap saat.
Cara Hakekat :
Cara ketiga adalah cara hakekat, adapun jalan ilmu hakekat ini adalah dengan cara menyelami dan mengenali diri sendiri yang merupakan satu-satunya jalan kearah Makrifat diri denga Allah dan ini adalah jalan yang dilalui oleh wali-wali Allah, Arifinbillah dan para Aulia.
Mereka-mereka yang menjalani pengajian ilmu Hakekat ini akan beriktiar dengan tekun dan tabah untuk mendekatkan dirinya dengan Allah dengan cara membongkar, menyelidiki dan menyaksikan rahasia diri sendiri yaitu rahasia Allah yang ditanggung oleh dirinya dan berusaha membentuk dirinya menjadi manusia Kamil Mulkamil.
Bagi mereka yang hendak menuju kehadirat Allah dengan jalan Hakiki ini maka hendaklah mereka terlebih dahulu menjalani cara tarekat dan telah mampu membersihkan dirinya dari segala bentuk syirik kepada Allah taala.
Mereka hendaklah menjalani pengajian ini dengan guru-guru hakiki dan makrifat serta mursyid yang mempunyai pengetahuan yang luas serta mencapai ketahap martbatnya, disamping itu orang-orang hakiki haruslah mendapat didikan secara terperinci dari guru-guru gaib yang terdiri daripada wali-wali Allah yang teragung, nabi-nabi dan rasul-rasul.
Guru-guru Gaib ini akan mengajarkan mereka di samping guru zahir yang mursyid yang melatih mereka menjalani alam ilmu hakiki.
Guru-guru gaib akan mengajarkan mereka ilmu hakiki melalui LADUNI. ( untuk pengetahuan lebih jelas silahkan bertanya kepada guru-guru hakiki, makrifat lagi mursyid )
Dengan menjalani jalan hakiki maka manusia tersebut akan mencapai kesuatu tahap tertinggi disisi Allah dan sesungguhnya berbahagialah orang-orang hakiki yang mencapai martabatnya dan dapatlah mereka duduk disisi Allah di dunia dan akhirat.
Orang-orang hakiki yang sampai martabanya bukan saja mulia disisi Allah tetapi mereka juga mendapat kemuliaan dikalangan masyarakat dan dipuja oleh masyarakat sepanjang hayatnya.
Perlu ditegaskan disini bahwa tujuan akhir pengajian hakekat adalah untuk menjadi Allah pada zahir dan bathin yakni pada diri zahir dan diri bathin pada martabat kemuliaan Insan kamil mulkamil, Tiada sesuatupun pada dirinya kecuali Allah semata-mata.
Cara Makrifat :
Sementara jalan Makrifat ini adalah suatu jalan yang pernah dilalui dan dialami oleh para wali-wali Allah yang Agung, para Arifinbillah dan para Aulia, Nabi dan Rasul.
Seseorang yang ingin menuju kejalan makrifat kepada Allah haruslah terlebih dahulu menjalani latihan pada peringkat jalan hakekat karena jalan hakekat adalah sambungannya ke jalan Makrifat.
Orang-orang makrifat akan membongkar segala rahasia alam Kabir (alam semesta), rahasia alam Saghir ataupun atau alam gaib dan alam gaibul gaib.
Bagi mereka yang menjalani jalan makrifat, mereka diasuh bukan saja oleh guru zahir, hakiki lagi makrifat, guru-guru gaib yang terdiri dari wali-wali Allah, nabi-nabi dan para Rasullullah malahan bagi mereka yang sedang menuju ke jalan Makrifat ini akan di ajar sendiri oleh tuhannya melalui guru bathin yaitu diri rahasia Allah (diri rahasianya sendiri).
Bagi mereka yang mencapai ke peringkat makrifat ini, mereka adalah manusia yang luar biasa yang akan mendapat martabat, derajat dan kesaktian serta keridhoan yang paling tinggi disisi Tuhannya dan mereka duduk bersama tuhannya dan diberi kesempatan untuk menjelajahi tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi, Arash dan Qursi, Surga dan Neraka semasa hidupnya di dunia ini.
Alangkah mulianya kita jika bisa mencapai martabat ini, kitalah orang tertinggi didalam segala hal dalam pandangan Allah s.w.t.
Orang-orang yan mencapai martabat ini akan mendapat sanjungan dari Allah s.w.t dan dari manusia sejagad, mereka akan dihormati sepanjang hayat mereka.
Matlumat terakhir dari pengajian Makrifat adalah untuk kembali semula menjadi Tuhan yaitu pada martabat diri kita di alam gaibul gaib yakni Ahdah. ( untuk pemahaman lebih mendalam silahkan bertanya kepada orang-orang Makrifat lagi mursid )
Semoga bermanfaat
AL FATEHAH DALAM DIRI MANUSIA
PENYAKIT NAFSU DAN PENAWARNYA
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/09/penyakit-nafsu-dan-penawarnya.html
Menikah dengan jin
ahmad adalah seorang kasyaf yaitu bisa melihat sesuatu di dunia gaib. Menurut Ahmad, suatu malam, gurunya didampingi beberapa muridnya, menawarinya sesuatu: “Ahmad, ini ada Jin Muslim diantara kita, namanya Syekh Maulawi. Ia berumur 400 tahun. Ia mempunyai putri namanya Fatimah, umurnya 200 tahun. Fatimah masih gadis. Syekh Maulawi tertarik padamu, pada keshalehanmu dan kekuatanmu dalam memegang teguh agama. Kami semua disini sepakat menawarkan padamu untuk menikahi Fatimah binti Maulawi. Bagaimana pendapatmu? Silahkan fikirkan dan pertimbangkan.”
Tentu Ahmad kaget luar biasa. “Menikah dengan jin?” Tidak pernah terbayang sedikitpun dalam hidupnya akan menikah dengan jin. Ini sangat mengagetkan dan baru mengalami tawaran seperti ini. Mendengar pun, pernikahan antar manusia dan jin, belum pernah. Mau menolak, ia sangat takzim pada Syekh sebagai gurunya lahir batin sejak hidupnya. Menyatakan mau juga tidak terbayang bagaimana jadinya nanti. Wajar ia sangat bimbang. Anda juga akan bingung ditawari sesuatu yang kurang berkenan oleh seseorang yang sangat Anda hormati. Ya kan?? Mau ditolak, Anda sangat hormat padanya. Syusyah ….!! Demikian pula yang terjadi pada Ahmad. Dalam kebingungannya, ia mendesah:
“Menurut Syekh bagaimana?”
“Ini hanya tawaran. Bersedia syukur, tidak pun tidak apa-apa.”
“Menurut Islam bagaimana? Saya kan manusia.” Tanya Ahmad lagi ingin tahu bagaimana dari sudut hukum agama.
“Tidak ada larangan.” Jawab gurunya pendek.
Pikiran Ahmad masih terus digayuti kebingungan. Selama berbulan-bulan sejak ia bisa berdialog dengan gurunya tersebut secara ruhani, Ahmad sudah terbiasa melihat jin. Oleh jin-jin kafir yang buruk rupa, yang wajahnya semrawut, tidak beraturan, sering sekali menggoda perjalanannya agar niatnya menemui dan berguru kepada Syekh Syarwani mundur, batal dan tidak jadi. Ini adalah ujian beratnya. Ia harus mengalahkan godaan-godaan makhlus halus itu. Awalnya, kaget luar biasa dan sangat takut ketika ia mampu melihat sosok jin-jin itu. Ada yang menertawakan perjalannya sambil bergelantungan di sebuah pohon di tengah malam, ada yang menghalangi jalan kakinya, ada yang menumpangi motor yang dikendarainya di jok belakang, ada yang menebarkan bau busuk, ada yang menyerupai wanita cantik dan telanjang bulat mengajaknya bersetubuh, ada yang menirukan suara ibunya memanggil-manggilnya ketika sedang berjalan. Semua itu terjadi antara jam 11.30 malam hingga jam 04.00 subuh ketika ia tengah berjalan menemui gurunya disebuah tempat yang disepakati.
Lama-kelamaan matanya jadi biasa dan tidak kaget melihat jin-jin penggoda itu. Mereka selalu muncul setiap malam di tengah perjalanan ketika Ahmad menemui gurunya di tempat tersebut. Mereka menggoda dan menakut-nakutinya. Oleh keyakinannya kepada Allah, bahwa mereka lebih rendah dari manusia, Ahmad tidak takut bahkan semakin berani mengusirnya dan bahkan sering menantangnya untuk tarung karena kesalnya. Kebanyakan jin-jin penggoda itu kabur, mangpret, ngacir ketakutan setelah dibacakan ayat-ayat Qur’an seperti ayat kursi dan lainnya.
Tetapi, bukan hanya jin kafir yang buruk-buruk rupa itu yang dia lihat. Sering juga jin-jin Muslim menyapanya. Mereka ini sosoknya lain. Tubuhnya ada yang wangi, bersih, tampan dan cantik, tapi ukurannya tinggi-tinggi dan besar-besar. Umurnya ratusan tahun. Ada yang sedang memegang tasbih berdzikir kepada Allah, ada yang sedang khusyu beribadah dan sebagainya. Melihat mereka, Ahmad sudah biasa. Tetapi, ditawari menikahi dengan jin yang berbeda jasad, beda dunia, beda alam, sama sekali tidak pernah terbayangkan olehnya.
Akhirnya bakti dan hormat pada gurunya mengalahkan keraguan dirinya. Bagi Ahmad, Syekh Habib Syawani di alam ruh, atas izin Allah, masih mengajarkan ilmu dan telah membukakan kasyafnya, yang membuatnya bisa melihat dan berdialog langsung dengannya. Ahmad akhirnya ikhlas dan pasrah. Singkat cerita, proses pernikahan pun dilangsungkan. Disaksikan gurunya dan ruh-ruh yang hadir, dengan suasana sangat khidmat, Ahmad dinikahkan dengan Fatimah binti Maulawi, seorang gadis jin Muslimah, berumur 200 tahun. Mas kawinnya? Cukup hanya membaca surat Al-Fatihah. Tentu saja, jin tidak butuh materi. Mertuanya bernama Syekh Maulawi adalah jin yang sangat dihormati di kalangan jin Muslim di alamnya. Resmilah mereka sebagai pasangan suami istri.
Bagaimana gambaran dan kesan Ahmad tentang Fatimah, istrinya di alam jin itu? Ia menceritakannya kepada saya. “Ia memakai kerudung dan masya Allaah … cantiknya luar biasa. Tubuhnya harum. Tingginya sekitar 4 meter. Setelah nikah, saya memangilnya ummi, dia memanggil abi. Sikapnya tawadhu luar biasa kepada suami, bahasanya santun, sifatnya halus dan kecantikannya belum pernah saya lihat di alam manusia. Saya belum pernah melihat wajah secantik itu.”
Beberapa hari dari itu, Ahmad bercerita tentang bulan madunya. Walaupun tinggi Fatimah sekitar 4 meter, tapi ketika berfungsi sebagai istri dan menemui suaminya, ia merubah ukurannya menjadi ukuran manusia biasa, normal. Suatu saat, Ahmad memulai ceritanya, ia diajak Fatimah berjalan-jalan, berkeliling ke alamnya. Alam jin tidak jauh berbeda dengan alam manusia. Ada pengajian, ada sekolah, kampus, masjid dan bangunan-bangunan lain. Sama dengan manusia, mereka memiliki peradaban. Tapi, itu peradaban jin. Bedanya, bentuknya aneh-aneh, berbeda dengan di alam manusia. Ahmad sangat sadar alias bukan mimpi. Selama berkeliling, perasaannya dipenuhi oleh hal yang aneh dan aneh, takjub dan takjub, heran dan heran atas apa yang dialaminya di alam yang berbeda. Akhirnya ia tiba di sebuah rumah, ternyata rumahnya Fatimah. Tinggi, luas, bentuknya aneh, tidak seperti rumah yang ada di alam manusia. Kamar Fatimah harum dan bersih. “Barang-barang” tertata rapih. Di atas tempat tidur, mereka ngobrol dan bercumbu. Selain sangat cantik, tubuh Fatimah tercium harum dan bercahaya. Maklum ia jin yang taat ibadah. Singkatnya, aneh juga, Ahmad merasakan kepuasan persis seperti dengan manusia, bahkan lebih. Kata Ahmad, Fatimah tidak akan pernah hamil. Persenggamaan jin dan manusia tidak akan mengasilkan kehamilan, karena perbedaan zat makhluk. Manusia makhluk fisik, sedangkan jin makhluk non fisik alias makhluk ghaib.
Sejak itu, kata Ahmad, Fatimah selalu datang dimana Ahmad memerlukannya. Ngobrol berdua dengan penuh santun dan etika sebagai istri yang shaleh, sun tangan, menunduk dan tidak pernah bersuara keras. Saling mengingatkan beribadah kepada Allah. Saling menasehati untuk sabar dalam menghadapi masalah masing-masing. Tidak ada suasana sedikit pun dari Fatimah mendominasi Ahmad dari istri aslinya yang manusia, yaitu istri pertamanya. Bahkan, dalam banyak kesempatan, Fatimah selalu mendorong Ahmad untuk harmonis dengan istrinya dan anak-anaknya, menyayangi dan memperhatikan keluarga. Kehadiran Fatimah, tidak sedikitpun menggangu keberadaan keluarga Ahmad karena tidak ada nafkah yang harus dikeluarkan, tidak ada waktu yang terambil. Nafkahnya paling do’a. Perhatiannya bukan bentuk fisik, tapi ruhani. Kemana Ahmad pergi, Fatimah bisa dipanggil dan datang, atau ia yang datang sendiri. Makanan Fatimah sebagai jin Muslim dan makhluk adalah saripati-saripati makanan. Pernikahan itu kini sudah berumur lima tahun lebih. Hingga sekarang tetap saja rukun dan damai. Ahmad merasa sangat bahagia, demikian juga Fatimah. Kepada istri pertamanya, Ahmad tidak pernah menceritakan peristiwa “poligaminya.” Ini pengalaman subyektif yang sulit diceritakan dan sulit orang akan percaya. Menceritakan pada istrinya jangan-jangan malah minta cerai karena dianggap sudah sesat. Itukan merusak. Minimal pasti akan menimbulkan gangguan hubungan keduanya. Ahmad dan Fatimah hingga saat ini, keduanya adalah murid Syekh Habib yang sampai sekarang sering hadir dalam pengajian yang berisi nasehat-nasehat gurunya tersebut, tentu pengajian secara ruhani, yang orang awam seperti kita tidak akan bisa memahaminya.
BELAJAR BAHASA ARAB
mempelajari bahasa arab disamping mempelajari bahasa inggris adalah penting sebab bahasa arab tanpa bahasa ingris kuran afdol begitu juga sebaliknya
- Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof
- Bahasa Arab Dasar 2: Al-Harfu (Huruf)
- Bahasa Arab Dasar 3: Kalimah
- Bahasa Arab Dasar 4: Beda Isim Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 5: Ciri-Ciri Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 6: Catatan Beda Isim Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 7: Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 8: Jumlah Mufidah
- Bahasa Arab Dasar 9: Syibhul Jumlah
- Bahasa Arab Dasar 10: Isim Mufrod Dan Mutsanna
- Bahasa Arab Dasar 11: Isim Jamak
- Bahasa Arab Dasar 12: Ketentuan Jamak
- Bahasa Arab Dasar 13: Isim Mudzakkar dan Muannats
- Bahasa Arab Dasar 14: Tanda-Tanda Isim Muannats
- Bahasa Arab Dasar 15: Isim Ma’rifat dan Nakirah
- Bahasa Arab Dasar 16: Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya
- Bahasa Arab Dasar 17: Dhomir (Kata Ganti Orang)
- Bahasa Arab Dasar 18: Isim Ghoirul Munshorif
- Bahasa Arab Dasar 19: Isim Isyaroh dan Isim Maushul
- Bahasa Arab Dasar 20: Isim Mu’rob Dan Isim Mabni
- Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni
- Bahasa Arab Dasar 22: Asmaul Khomsah
- Bahasa Arab Dasar 23: Ciri-Ciri I’robnya Isim
- Bahasa Arab Dasar 24: Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya
- Bahasa Arab Dasar 25: Tashrif Lughowi Fi’il Madhi
- Bahasa Arab Dasar 26: Tashrif Lughowi Fi’il Mudhori’
- Bahasa Arab Dasar 27: Tashrif Lughowi Fi’il Amr
- Bahasa Arab Dasar 28: Huruf Mudhoro’ah
- Bahasa Arab Dasar 29: Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Pelakunya
- Bahasa Arab Dasar 30: Pembentukan Fi’il Majhul
- Bahasa Arab Dasar 31: Pembagian Fi’il Di Tinjau Dari Objeknya
- Bahasa Arab Dasar 32: Fi’il Mu’rob Dan Fi’il Mabni
- Bahasa Arab Dasar 33: Fi’il Mabni
- Bahasa Arab Dasar 34: Pembagian Fi’il Mudhori’
- Bahasa Arab Dasar 35: Fi’il Al-Af’alul Khomsah
- Bahasa Arab Dasar 36: Ciri-Ciri I’rob Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 37: Amil-Amil Pada Fi’il
- Bahasa Arab Dasar 38: Adawatul Jazimah
- Bahasa Arab Dasar 39: Macam-Macam Laa
- Bahasa Arab Dasar 40: Macam-Macam Lam
- Bahasa Arab Dasar 41: Marfu’atul Asma
- Bahasa Arab Dasar 42: Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 43: Catatan Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 44: Macam-Macam Fail
- Bahasa Arab Dasar 45: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Madhi
- Bahasa Arab Dasar 46: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Mudhori
- Bahasa Arab Dasar 47: Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Amr
- Bahasa Arab Dasar 48: Catatan Macam-Macam Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 49: Naibul Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 50: Catatan Naibul Fa’il
- Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar
- Bahasa Arab Dasar 52: Macam-macam Mubtada
- Bahasa Arab Dasar 53: Macam-Macam Khobar
- Bahasa Arab Dasar 54: Catatan Mubtada Khobar
- Bahasa Arab Dasar 55: Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya
- Bahasa Arab Dasar 56: Isim Kaana
- Bahasa Arab Dasar 57: Saudari-Saudari Kaana
- Bahasa Arab Dasar 58: Khobar Kaana
- Bahasa Arab Dasar 59: Catatan Kaana
- Bahasa Arab Dasar 60: Khobar Inna Dan Saudari-Saudarinya
- Bahasa Arab Dasar 61: Saudari-Saudari Inna
- Bahasa Arab Dasar 62: Tashrif Inna Bersama Dhomirnya
- Bahasa Arab Dasar 63: Macam-Macam Isim Inna
- Bahasa Arab Dasar 64: Pembagian Khobar Inna
- Bahasa Arab Dasar 65: Catatan Khobar Inna
- Bahasa Arab Dasar 66: Tabi’ Dan Tawabi’
- Bahasa Arab Dasar 67: Na’at Man’ut
- Bahasa Arab Dasar 68: Faidah Tambahan Na’at Man’ut
- Bahasa Arab Dasar 69: ‘Athaf Ma’thuf
- Bahasa Arab Dasar 70: Macam-Macam Huruf ‘Athaf
- Bahasa Arab Dasar 71: Taukid
- Bahasa Arab Dasar 72: Lafazh-Lafazh Taukid
- Bahasa Arab Dasar 73: Faidah Tambahan Taukid
- Bahasa Arab Dasar 74: Badal
- Bahasa Arab Dasar 75: Macam-Macam Badal
- Bahasa Arab Dasar 76: Catatan Badal
- Bahasa Arab Dasar 77: Catatan Khusus Badal
- Bahasa Arab Dasar 78: Manshubatul Asma – Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 79: Macam-Macam Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 80: Letak-Letak Maf’ul Bih Dalam Struktur Kalimat
- Bahasa Arab Dasar 81: Catatan Maf’ul Bih
- Bahasa Arab Dasar 82: Maf’ul Fih (Zhorof)
- Bahasa Arab Dasar 83: Macam-Macam Zhorof
- Bahasa Arab Dasar 84: Catatan Zhorof
- Bahasa Arab Dasar 85: Maf’ul Liajlih
- Bahasa Arab Dasar 86: Maf’ul Muthlaq
- Bahasa Arab Dasar 87: Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq
- Bahasa Arab Dasar 88: Maf’ul Ma’ah
- Bahasa Arab Dasar 89: Perbedaan Wau Ma’iyyah Dan Wau Athaf
- Bahasa Arab Dasar 90: Hal
- Bahasa Arab Dasar 91: Ketentuan-Ketentuan Hal
- Bahasa Arab Dasar 92: Macam-Macam Hal
- Bahasa Arab Dasar 93: Faidah Hal
- Bahasa Arab Dasar 94: Tamyiz
- Bahasa Arab Dasar 95: Macam Mumayyaz: Malfuzh
- Bahasa Arab Dasar 96: Mumayyaz Malhuzh
- Bahasa Arab Dasar 97: Tamyiz ‘Adad
- Bahasa Arab Dasar 98: Hukum ‘Adad Ma’dud
- Bahasa Arab Dasar 99: Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud
- Bahasa Arab Dasar 100: Mustatsna
- Bahasa Arab Dasar 101: Hukum Mustatsna Dengan Illa
- Bahasa Arab Dasar 102: Hukum Mustatsna Dengan Ghoir Dan Siwa
- Bahasa Arab Dasar 103: Hukum Mustatsna Dengan Khola, ‘Ada Dan Hasya
- Bahasa Arab Dasar 104: Khobar Kana
- Bahasa Arab Dasar 105: Isim Inna
- Bahasa Arab Dasar 106: Munada
- Bahasa Arab Dasar 107: Macam-Macam Munada – Manshub
- Bahasa Arab Dasar 108: Macam-Macam Munada – Mabni
- Bahasa Arab Dasar 109: Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah
- Bahasa Arab Dasar 110: Munada Dengan Alif Lam
- Bahasa Arab Dasar 111: Faidah Munada
- Bahasa Arab Dasar 112: Tawabi Dari Isim Manshub
- Bahasa Arab Dasar 113: Majruratul Asma Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 114: Contoh Penggunaan Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 115: Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer
- Bahasa Arab Dasar 116: Majrur Dengan Idhafah
- Bahasa Arab Dasar 117: Macam-Macam Mudhaf Ilaihi
- Bahasa Arab Dasar 118: Syarat-Syarat Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 119: Faidah Idhofah
- Bahasa Arab Dasar 120: Tawabi’ Lil Majrur Dan Penutup
Download Software Al Qur’an Digital Gratis Versi 2.1
Bagi yang ingin mendownload program Al Qur’an digital gratis silahkan klik link di bawah.
Al Qur’an digital ini berisi indeks Al Qur’an berdasarkan nomor surat dan ayat, pengelompokkan berdasarkan topik, dan fasilitas pencarian (search) dengan kata kunci tertentu. Misalnya dengan mengisi kata kunci dengan puasa, anda akan menemukan berbagai ayat tentang puasa.
Jika anda ingin mendowloadnya silahkan klik:
http://www.ziddu.com/download/4408192/QuranDigital.zip.html
Kalau tidak bisa download alquran 2.1 pada alamat tersebut silahkan download pada blog ini juga pada tag serba serba islam di bagian sofware islami